tag:blogger.com,1999:blog-37290021234676525702024-03-20T19:25:03.285-07:00Mutiara HatiMuara Hikmah di Samudera CINTA,
maka berenang dan menyelamlah
tapi jangan sampai tenggelam...Alfanurhttp://www.blogger.com/profile/03369185820144897042noreply@blogger.comBlogger85125tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-39947033777144821192011-08-06T20:08:00.000-07:002011-08-06T22:28:32.156-07:00Inspirasi Cinta<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkAStxp5NPiCKXamVJ9oqKYkyVPuSIrd13UGxSpyQT929glM72CTlTVHVNlcRBxeIi0ZoqCqrN-npsZxLSe3RkSB0Ju-AH70z_Em2EXuxd0ipzUS8a5jW82HE2zjmYa8oSO-6MmdFG15py/s1600/love.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkAStxp5NPiCKXamVJ9oqKYkyVPuSIrd13UGxSpyQT929glM72CTlTVHVNlcRBxeIi0ZoqCqrN-npsZxLSe3RkSB0Ju-AH70z_Em2EXuxd0ipzUS8a5jW82HE2zjmYa8oSO-6MmdFG15py/s400/love.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Selamat datang cinta<br />
Di memori pertama saat jumpa<br />
Tak lama bukan tak bermakna<br />
Semua membangun cerita<br />
Mengikat erat beratas nama cinta <br />
<br />
Selamat datang cinta<br />
Di biduk kecil pertama bertabur rasa<br />
Peneduh 'Inspirasi Cinta' kita<br />
Dalam suka duka yang tak bermuara</i><br />
<a name='more'></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i> <br />
Selamat datang cinta<br />
Di bahtera hidup pertama<br />
Terangkai indah nan sederhana<br />
Penuntun dan pengarung kita<br />
Dalam nyata dunia yang tak terbaca<br />
<br />
Selamat datang cinta<br />
Di pelataran pertama hidup bersama<br />
Penuh berkah dan canda<br />
Kita berucap janji setia<br />
Beralas sepatah kata<br />
BERSAMA SELAMANYA<br />
<br />
Dinda, I Love You Full...<br />
MmmuuuaaacH!!!</i><br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Leo F. Buscaglia, begitu namanya. Seorang professor pendidikan di University of Southren California, di Amerika Serikat. Ia seorang dengan seabreg kegiatan sosial dan ceramah-ceramah tentang pendidikan. Satu tema yang terus menerus dibawanya dalam banyak ceramah, adalah tentang cinta.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari cinta'. Tapi manusia tumbuh dan besar dalam, cinta,"</i> begitu katanya dalam sebuah ceramah<br />
<br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya. Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah.<br />
<br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Tapi ada satu yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta. Bahwa cinta, akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang dihasilkannya. Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta.<br />
<br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan. Julius Caesar tak tanggung-tanggung merelakan Kekaisaran Romawinya untuk Cleopatra seorang. Khadijah RA tak kalah dahsyatnya, dikorbankannya seluruh kekayaannya untuk Muhammad SAW yang berjuang meninggikan kalimat Allah. Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta.<br />
<br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang. Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik.<br />
<br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Dan Islam tidak saja mengagungkan cinta tapi memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan. Lewat kehidupan manusia mulia, Rasulullah SAW tercinta. </div></div>Alfanurhttp://www.blogger.com/profile/03369185820144897042noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-75456606152743905532011-07-17T19:14:00.000-07:002011-07-17T19:14:18.838-07:00Together Forever<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihb-qskmbdosp4LDWMcyXUaUufMrP3Geci1O35RD3rOPKUk-Em6oymceloQ6FaIPTo6cnsX1ILtkEXHsjjotwsqltGFrhyphenhyphennSAzp_MSsD2Rl05udUwKJ6HAPnpVf4AJ3dQ2uyuW5jILHuy7/s1600/Picture1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihb-qskmbdosp4LDWMcyXUaUufMrP3Geci1O35RD3rOPKUk-Em6oymceloQ6FaIPTo6cnsX1ILtkEXHsjjotwsqltGFrhyphenhyphennSAzp_MSsD2Rl05udUwKJ6HAPnpVf4AJ3dQ2uyuW5jILHuy7/s320/Picture1.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div style="text-align: center;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Bila aku masih punya banyak waktu</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ingin kubagi setiap detiknya bersamamu</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Bila pula hati masih ada rindu</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Seutuhnya adalah milikmu</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kini...</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ku hanya bagai lentera yang kehilangan cahaya</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dalam temaram jiwa yang merasuk sukma</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Sejenak aku berpikir dan bertanya</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ingin rasa tuk membagi warna</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pada semua yang ada</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Namun angin sengaja memberiku tanda</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Mungkinkah ku terlahir sebagai kata</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Yang selalu menunggu untuk kau baca.</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Takkan Pernah mati</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Rasa dalam hati</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Walau berat tuk jalani</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Namun jiwa telah memilih</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Semua kan menjadi kenangan</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Rapi tersimpan..</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Di balik sebuah kenyataan</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Yang terpampang jelas dihadapan</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Sedang aku terus berjalan</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Menelusuri makna- makna kehidupan</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kadang diri sekali lagi rindu dengar suaramu</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kadang ingin sekali lagi lihat indah rautmu</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kadang ingin sekali lagi rasakan kelembutan hatimu.</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Rasa ini tetap kan ada disana</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Terjaga indah tanpa memaksa</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Terangkum suci dibalik jiwa</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Semoga raga kan selalu menjaga</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Adinda, I Love You Full...</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Together Forever!</span></div>Alfanurhttp://www.blogger.com/profile/03369185820144897042noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-46753852718248270612011-07-07T18:54:00.000-07:002011-07-07T18:57:24.305-07:00Petuah Cinta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcGqrpi6Q_4sDeJ_kEH473V0SWFiVljPdCJY8QgCOUW_wnNBnKWJ2U24pqwib_4KDG17ZiKtnS01SgjrNh1nOtH1DvBThAUU3UWqZqFLFsQQ1xr1lcsiaqsaoVcjdhz7ADcbUVFoXs96Em/s1600/ukhti.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="315" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcGqrpi6Q_4sDeJ_kEH473V0SWFiVljPdCJY8QgCOUW_wnNBnKWJ2U24pqwib_4KDG17ZiKtnS01SgjrNh1nOtH1DvBThAUU3UWqZqFLFsQQ1xr1lcsiaqsaoVcjdhz7ADcbUVFoXs96Em/s320/ukhti.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pernahkah... Pernahkah...</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pernahkah kau merasa begitu kesepian,</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">karena merindukan seseorang!</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pernahkah... Pernahkah...</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pernahkah kau jatuh cinta pada seseorang,</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">dan bahkan tak bisa memberitahukannya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">yang bisa kau lakukan hanya menyimpannya rapi dalam hati.</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Saat kau berdiri, hatimu bergetar!</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Wahai Ukhti, maukah kuberitahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah? Inginkah ku bisikkan padamu bagaimana mencintai dengan syahdu? Maka hayatilah...</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"></span></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ukhti, Saat ku jatuh cinta... Jangan kau berucap. Jangan kau berkata. Namun kau hanya perlu diam! Saat kau mencintai, jangan pernah kau menyatakan. Jangan kau menggoreskan. Yang harus kau lakukan hanyalah diam! </span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Aku tahu, cinta adalah Fitrah. Sebuah anugerah tak terperih. Karena cinta adalah Kehidupan. Karena rasa itu adalah Cahaya. Aku tahu, hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita. Namun, saat rasa itu menyapa, maka hadapilah dengan anggun. Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna. Cinta terkadang membuatmu bahagia, namun tak jarang membuatmu menderita. Cinta ada kalanya manis bagaikan gula. Namun juga mampu memberi pahit yang sangat getir. Cinta adalah perangkap rasa. Sekali kau salah berlaku, maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita.</span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Maka Ukhti, agar kau dapat keluar dari belenggu itu. Dan mampu melaluinya dengan anggun. Maka mencintailah dalam hening. Dalam diam. Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari. Namun juga, jangan kau sikapi dengan berlebihan. Jangan kau umbar rasamu. Jangan kau tumpahkan segala sukamu.</span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Cobalah merenung sejenak dan pikirkan dengan tenang. Kita percaya takdir, 'kan? Kita tahu dengan sangat jelas. Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya. Jadi, apa yang kau risaukan? Biarkan Allah yang mengaturnya. Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja. Cobalah Renungkan... Dia yang kau cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu. Dia yang kau puja, yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam, akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu?</span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ukhti, kita tak tahu dan tak akan pernah tahu. Hingga saatnya tiba. Maka, aku hanya sekedar ingatkan padamu, tidakkah kau malu jika semua rasa telah kau umbar. Namun ternyata kelak bukan kau yg dia pilih untuk mendampingi hidupnya? Ukhti, karena cinta kita terlalu agung untuk di umbar. Begitu mulia untuk di tampakkan. Begitu sakral untuk di tumpahkan. Dan sadarilah Ukhti, fitrah wanita adalah pemalu. Dan kau indah karena sifat malumu. Lalu, masihkah kau tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan? Masihkah kau tampak bercahaya jika malu itu telah kau singkap?</span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Wahai Ukhti, jadikan malu sebagai selendangmu. Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan. Dalam jeruji kesetiaan. Yah.. Kesetiaan padanya yg telah Allah tuliskan namamu dan namanya di Lauhul Mahfudzh, jauh sebelum bumi dan langit diciptakan. Maka cintailah dalam hening. Agar jika memang bukan dia yg ditakdirkan untukmu, maka cukuplah Allah dan kau yg tahu segala rasamu.</span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Agar kesucianmu tetap terjaga. Agar keanggunanmu tetap terbias. Maka, ku beritahukan padamu. Pegang kendali hatimu, jangan kau lepaskan. Acuhkan semua godaan yg menghampirimu. Cinta bukan untuk kau hancurkan, bukan untuk kau musnahkan. Namun cinta hanya butuh kau kendalikan, hanya cukup kau arahkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ukhti... yg kau butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya. Maka, peganglah kendali hatimu. Lalu, arahkan pada-Nya. Dan Cintailah dalam DIAM. Dalam HENING. Itu jauh lebih INDAH. Jauh lebih SUCI. Wallahu a'lam bish-bishowab...</span></div>Alfanurhttp://www.blogger.com/profile/03369185820144897042noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-42667040088847821582011-07-03T05:32:00.000-07:002011-07-03T05:50:59.550-07:00Tentang KITA...<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ5cHOjKQbGM2hx3XSwc9HO0VgEJymH_c_F0SxfJrLQd5Hf4wcsVN7-nOIoxEILpQLRgQNHdELxCY687Ex4EOErmdqzPHEnmn0-CG16VLUg6qKjpHJUzW0rVAss2nGltKPor-_bYoIZyqS/s1600/Image5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ5cHOjKQbGM2hx3XSwc9HO0VgEJymH_c_F0SxfJrLQd5Hf4wcsVN7-nOIoxEILpQLRgQNHdELxCY687Ex4EOErmdqzPHEnmn0-CG16VLUg6qKjpHJUzW0rVAss2nGltKPor-_bYoIZyqS/s400/Image5.jpg" width="400" /></a></div><br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Kita . . .</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Terangkai indah dalam kata</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Beratas nama cinta</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Beratas nama setia</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Kita . . .</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Bukan pangeran dan putri raja yang manja</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Di negeri seribu satu dongeng para pecinta</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Bukan romeo dan juliet yang mati sia-sia</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Di negeri biru dalam drama opera</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Bukan Julius Caesar dan Cleopatra</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Yang mabuk tahta, harta, dan cinta</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Dalam sejarah kehancuran Romawi di eropa</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Kita . . .</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Bukan Ali dan Fatimah az-Zahra</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Yang istimewa dalam sederhana</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Dalam perihidup berumah tangga</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Bukan Muhammad saw dan Khadijah ra</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Yang sempurna dalam menjaga</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Dalam sejarah perjuangan Islam di dunia</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Kita . . .</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Hanya dua insan dilanda rasa</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Berbalut ikhlas dan percaya</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Mengaitkannya di pucuk menara bertatal cinta</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Meniti impian mulia yang terserak dan berpahala</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">dan menjadikannya nyata</div>Alfanurhttp://www.blogger.com/profile/03369185820144897042noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-7202250148139647952011-06-09T21:03:00.000-07:002011-07-03T05:06:57.361-07:00Episode 'CINTA'<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkCCJ7p2b3XOaPpifunNpqnyDVRGB7-mCKMAQi8hkpL_EokmFFmxeVJZ2mhMJL9e5EzywedhUtAqS4pHr-rxEopX6E6iRQXLADnzM9Wr_jddVL3c02Wg5Ffh5fVD-DsHDBLoHZTskVKeM/s1600/cinta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="282" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkCCJ7p2b3XOaPpifunNpqnyDVRGB7-mCKMAQi8hkpL_EokmFFmxeVJZ2mhMJL9e5EzywedhUtAqS4pHr-rxEopX6E6iRQXLADnzM9Wr_jddVL3c02Wg5Ffh5fVD-DsHDBLoHZTskVKeM/s400/cinta.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Cinta kan selalu ada<br />
Ditiap awal kita membuka mata<br />
Ditiap akhir kita menutup masa<br />
Karena cinta hal terindah yang pernah ada<br />
Yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta<br />
Kepada kita, umat manusia<br />
Kepada mereka, bangsa flora dan fauna<br />
Bagai kata dengan awal yang sempurna<br />
Bagai cerita dengan akhir yang bahagia<br />
Cinta, satu kata sejuta makna.<br />
Cinta, satu frasa sejuta rasa.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Alkisah, di suatu pulau kecil tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada cinta, kekayaan, kecantikan, kesedihan, kegembiraan, dan sebagai. Awalnya, mereka hidup berdampingan dengan harmonis dan saling melengkapi. Namun, suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu, dan air laut tiba-tiba naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu, air makin naik membasahi kaki Cinta.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Tak lama berselang, Cinta melihat Kekayaan sedang naik kapal mewahnya. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta. Lalu, apa jawab Kekayaan? "Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "Kapalku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti kapal ini tenggelam. Lagi pula tak ada tempat bagimu di kapalku ini." Lalu Kekayaan cepat-cepat menancap gas kapalnya pergi meninggalkan Cinta.<br />
<br />
Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Kegembiraan! Tolong aku!" teriak Cinta. Namun apa yang terjadi? Kegembiraan terlalu senang karena ia menemukan perahu sehingga ia tuli. Ia tak mendengar teriakan Cinta.<br />
<br />
Air semakin tinggi membasahi setengah tubuh Cinta, dan Cinta semakin panik. Tak lama kemudian lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!" teriak Cinta. Lalu, apa jawab Kecantikan? "Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini," sahut Kecantikan.<br />
<br />
Cinta sedih sekali mendengarnya. Cinta mulai menangis terisak-isak. Apa kesalahanku, mengapa semuanya melupakan aku, tak memperdulikanku? Saat itu lewatlah Kesedihan. Lalu Cinta memelas, "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta. Lalu, apa kata Kesedihan, "Maaf, Cinta, aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja. Jangan membuatku tambah sedih karena kamu membebaniku...," kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.<br />
<br />
Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Cinta terus berharap kalau dirinya dapat diselamatkan. Lalu ia berdoa kepada Tuhan. "Oh, Tuhan, tolonglah daku, apa jadinya dunia tanpa daku, tanpa Cinta?"<br />
<br />
Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat sesosok tua reyot yang sekujurnya memutih sedang mengayuh perahunya. Lalu, cepat-cepat Cinta naik perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Kemudian, di pulau terdekat, sesosok tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.<br />
<br />
Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengenali siapa sesosok tua yang baik hati menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada warga di pulau itu, siapa sebenarnya sesosok tua itu. "Oh, sesosok tua tadi? Dia adalah 'waktu'...", kata warga tersebut. Lalu cinta bertanya, "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan, teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku," tanya Cinta heran.<br />
<br />
"Sebab", kata warga itu, <b><i>"Hanya waktu-lah yang tahu betapa berharganya sebuah Cinta. Tidak ada arti atas Cinta, tapi Cinta sangat berarti. Sesuatu akan berarti apabila dia telah pergi, dan itu hanya waktu yang tahu."</i></b></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-44482161149442461982011-05-29T20:06:00.000-07:002011-07-03T05:10:56.114-07:00Mana Janji Manis-Mu?<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNk0CjApZmed7f3tv8cnYGLP-V8cOZdqgan4WbPCVCgacZtPKASqUaSVL6dS4gNHWqI-s4TIaHpfj26dJ_dZaqsNff90gAWBLtzY_O_yXhlUeM81DQ-VRndYq5oosmi_Ojlibcg8TrsyE/s1600/easter-candle.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNk0CjApZmed7f3tv8cnYGLP-V8cOZdqgan4WbPCVCgacZtPKASqUaSVL6dS4gNHWqI-s4TIaHpfj26dJ_dZaqsNff90gAWBLtzY_O_yXhlUeM81DQ-VRndYq5oosmi_Ojlibcg8TrsyE/s320/easter-candle.jpg" width="320" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ragukanlah jikalau bulan 'kan selalu purnama</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ragukanlah jikalau awan 'kan selalu putih</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ragukanlah jikalau kuncup 'kan selalu mekar</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Tapi, jangan pernah ragukan betapa tulus cinta-Nya pada kita</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Terkadang kita bertanya dalam hati, "Apa yang telah saya lakukan sampai saya harus mengalami ini semua?" atau bahkan terkadang kita mempertanyakan keadilan Allah dengan berkata, "Mana janji manis-Mu?"</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Seorang sahabat curhat kepada saya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan, segala sesuatu tidak sesuai dengan yang direncanakan. Dia mengalami kegagalan cinta, sang tunangan meminta dia untuk memutus ikatan khitbahnya, dan dia memenuhinya. Padahal, katanya, dia sangat mencintainya, sangat mengharapkannya. Tapi apa mau dikata, katanya pula, Allah telah berlaku tidak adil kepadanya. Saat itu, saya sedang memasak masakan kesukaan saya, yakni mie goreng sedaap, saya suka karena masaknya simpel, efektif, dan efisien (<i>hehehehe...</i>). Lalu saya menawarkan kepada sahabat saya, apakah dia mau makan mie bersama. Dengan senang hati dia berkata, "Tentu saja mau lah!".</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">"Nih, cicipi bumbu minyak ini," kataku menawarkan.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">"Iiihh," ujar sahabatku denga mimik wajah yang lucu.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">"Bagaimana dengan sambal ini?"</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">"Kau mempermainkanku, ya!"</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">"Mau coba telur mentah atau cabai?" (Selain sambal yang sudah ada dikemasan, saya biasanya menambah cabai yang diulek dulu baru dicampur dengan bumbu yang lain biar tambah berasa puedesnya. Plus telor mata sapi, ma'nyusZ)</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">"Bro, semua itu tidak enak!!"</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Lalu kujawab," Ya, semua itu memang keliahatannya tidak enak jika dilihat satu persatu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui proses yang benar, akan menjadi masakan yang enak."</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">"Kamu tahu garam dapur?" tanyaku lagi.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">"Ya, tahu!".</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">"Nama lain dari garam dapur adalah NaCl. Kita tahu bahwa Na (natrium) itu unsur yang sangat sensisitif, mudah sekali terbakar. Dan Cl (klorin) dapat mengganggu pernapasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cairnya dapat membakar kulit. Tapi ketika keduanya dicampur jadi satu melalui proses kimia yang benar, akan menjadi garam dapur yang sangat berguna bagi setiap masakan di belahan dunia manapun."</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Sahabat, Allah memperlakukan kita dengan cara yang sama. Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi, Allah Maha Tahu, jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu persatu sesuai dengan rancangan-Nya, segala sesuatunya akan menjadi indah, tepat pada waktunya.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Kita hanya perlu percaya bahwa proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita. Allah teramat sangat adil mencintai kita. Dia mengutus mentari setiap pagi, rembulan di malam hari. Setiap saat kita ingin bicara, Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkan-Nya, Dia ada di setiap tempat yang letaknya lebih dekat dengan urat leher kita.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Pernahkah kita mengalami suatu situasi kebuntuan, tiada jalan keluar, dan tak tahu bagaimana kita mengatasinya, tiba-tiba kita merasakan suatu kelegaan karena kita dapat terlepas dari beban-beban itu? Itulah Allah, Dia membawa kita melewati kesedihan itu untuk menyaksikan hari-hari yang cerah. <i>Wallahu a'lam...</i></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-44611086005058268452011-05-27T17:56:00.000-07:002011-07-03T05:11:33.892-07:00Cinta Dalam perjalanan<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUncazhNg8P7vUI7fe79JjrVGjuwVHQgFdMKFhI0OqrJbSp5gUe_pMVg_cYiEq_vZE8azBD0O0zgp5rpnKgHaFgzgLBBVScQLqOlD4IOKwwrfEpRDU9ESEm8UWmYLQ2Ly34zIyyE_iAXk/s1600/pernikahan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUncazhNg8P7vUI7fe79JjrVGjuwVHQgFdMKFhI0OqrJbSp5gUe_pMVg_cYiEq_vZE8azBD0O0zgp5rpnKgHaFgzgLBBVScQLqOlD4IOKwwrfEpRDU9ESEm8UWmYLQ2Ly34zIyyE_iAXk/s400/pernikahan.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><i style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dipenghujung hari<br />
di malam pemilik sunyi<br />
Dari balik hati berharap<br />
dengan sesungguhnya berharap<br />
Tuhan kan turunkan hujan<br />
di gersang taman jiwa letih<br />
Begitu deras hingga hanyutkan semua perih<br />
<br />
Inilah aku...<br />
insan kecil yang kerap lakukan salah<br />
insan kecil yang kerap tak mau mengalah<br />
dan mungkin diri ini berlumur dosa yang melimpah</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
Setiap saat disetiap waktu, tanpa lelah dan bosan saya berdoa kepada Allah untuk memberikan saya seorang titisan bidadari surga. Tidak hanya meminta, saya juga menjelaskan kriteria belahan jiwa yang saya impikan. Saya menginginkan belahan jiwa yang suci, ideologis, jujur, lembut, sabar, cerdas, humoris, melankolis, penuh perhatian dan pengertian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan yang selama ini saya impikan tersebut secara fisik, meski ini bukan prioritas yang utama.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Sejalan dengan berlalunya waktu, ditengah-tengah proses menuju pernikahan, banyak hal yang telah saya alami, mulai dari yang negatif maupun positif. Suatu malam dalam renungan yang mendalam, dalam hati saya seakan-akan berkomunikasi dengan Allah,<br />
<br />
"Hambaku, Aku tidak dapat memberikan apa yang kau pinta."<br />
Saya bertanya, "Mengapa, yaa Allah?" dan Ia menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran, dan segala yang Aku lakukan adalah adil dan benar."<br />
Aku bertanya lagi, "Yaa Ilahi, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dari-Mu?"<br />
Allah menjawab, "Aku akan menjelaskannya kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagi-Ku untuk memenuhi permintaanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagi-Ku untuk memberikan seorang yang lembut kepadamu jika terkadang kau masih berlaku kasar, atau memberikan seseorang yang sabar tetapi engkau masih mudah marah, atau seseorang yang shalihah tetapi engkau masih suka berpaling dari-Ku...."<br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini, daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua menjadi satu. Pernikahan adalah seperti madrasah kehidupan, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan belahan jiwamu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerja sama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu dan dengannya engkau sempurna".</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Disaat waktu berhenti, Kosong.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Dimensi membutakan mata,</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Memekakkan telinga,</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Lalu diri menjadi hampa.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Fatamorgana menodai jiwa,</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Menyesakkan dada,</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Lalu diri berlumur dosa.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka,</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Sadarku akan hadir-Mu.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Mematahkan sendi-sendi yang biasanya tegak berdiri.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Astaghfirullah...</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i><br />
</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Sujudku...</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Pun takkan memuaskan inginku</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Tuk hanturkan taubat sedalam kalbu</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Adapun sembah syukur dan taubatku pada-Mu</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Untuk noda-noda yang menyiksa,</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Untuk dosa-dosa yang mendera,</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Dan perjalanan yang sejauh ini tertempa.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Alhamdulillah...</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Pilihan dan kesempatan</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Yang membuat hamba mengerti lebih baik tentang makna diri</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Semua lebih berarti apabila dihayati.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">#Teruntuk yang sudah menikah, yang baru saja menikah, yang akan menikah, dan yang sedang mencari. </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-63682827423347738442011-03-30T23:08:00.000-07:002011-07-03T05:12:56.991-07:00Benalu Cinta<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS9vJ8FvXaVB4TUf0auqDA1rYh_wV59agPfjBvkWrZMGVFMPmkPDmRVcF4EREO2ujS4oEDtCDnLOpERkTu67lGLekGnZyED4dnWUjbqNOX6_S1rWCo2WMIW2_jykYOB1AbOv-arswsyD0/s1600/benalu+cinta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS9vJ8FvXaVB4TUf0auqDA1rYh_wV59agPfjBvkWrZMGVFMPmkPDmRVcF4EREO2ujS4oEDtCDnLOpERkTu67lGLekGnZyED4dnWUjbqNOX6_S1rWCo2WMIW2_jykYOB1AbOv-arswsyD0/s400/benalu+cinta.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kebanyakan dari kita begitu mudahnya</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">membangun CINTA dengan seseorang,</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">namun kebanyakan pula dari kita begitu susahnya</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">membangun PERCAYA pada orang yang kita cintai.</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kita bisa saja sangat mencintai seseorang,</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">tapi seringkali pula kita sangat mencurigainya (negative thinking)</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">dan mengkhawatirkannya (negatif feeling).</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
Di antara cobaan yang menjadi benalu dalam keharmonisan sebuah hubungan ialah buruk sangka yang dikarenakan kurang/tidak percaya dan saling melontarkan kata tuduhan yang tidak beralasan. Inilah pangkal pertikaian di antara dua insan yang sedang membangun cinta. Seseorang yang selama ini mungkin dikenal paling baik prasangkanya, paling lapang dadanya, paling kuat kesabarannya, dan paling tahan menanggung hinaan orang. Namun, ketika cinta menjeratnya, orang tersebut tidak pernah mampu menerima bantahan apapun dari orang yang dicintainya. Ia tidak pernah kuasa menerima perbedaan pendapat sekecil apapun dengan si dia. Oleh karena itulah, pelbagai perselisihan dan pertikaian pada akhirnya menghinggapi keduanya.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<i>Betapa banyak buruk sangka dibiarkan merajalela<br />
Begitupun akita, dari buruk sangka tak bebas sepenuhnya<br />
Apa yang tampak hina<br />
Hendaklah kita jauhi buruk sangka<br />
Agar pertikaian tak marak dan tiada lagi<br />
Agar perselisihan tak timbul dan tak muncul lagi<br />
Sungguh, api berkobar mulanya dari setitik api yang menyala<br />
Begitu pula soal besar mulanya remeh temeh belaka<br />
Bukankah pohon besar dari benih kecil adanya</i><br />
<br />
Manakala kita yang sedang membangun cinta kurang/tidak memercayai ketulusan cinta si dia, kita akan terus mengawasi setiap gerak-gerik si dia. Ini sungguh berbeda jauh dari kebiasaan kita sebelum membangun cinta, padahal seringkali retaknya (atau bahkan hancurnya) sebuah hubungan adalah berawal dari bukan tidak adanya 'perasaan' TETAPI tidak adanya 'kepercayaan'. Dan, kita yang sedang membangun cinta juga mudah membangkitakan energi potensial/perasaan yang kuat bila ada hal apapun itu yang berkaitan dengan si dia, positif maupun negatif, seperti PercayaDiri, GedeRasa, Cemburu, Curiga, Khawatir, SalahPaham, SalahSangka, dan sebagainya. <br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>Wallahu a'lam bish showab...</i></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-81016976827990649722011-03-27T19:44:00.000-07:002011-07-03T05:13:43.190-07:00Tentang (Rahasia) Wanita<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQS3Hn3BZC57uDzl6hBwTVxGN68y0tQ0oNVnw07Z2j7LytwXg41MKNWdIqOaibDsixKNiax6gR2Wk50uLgoJc2Rn1XibGJF-WhFJcI9s7429bk7el3XXaXQjpSdFP5BLQCtGMe26CQWGo/s1600/sujud-ibu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="270" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQS3Hn3BZC57uDzl6hBwTVxGN68y0tQ0oNVnw07Z2j7LytwXg41MKNWdIqOaibDsixKNiax6gR2Wk50uLgoJc2Rn1XibGJF-WhFJcI9s7429bk7el3XXaXQjpSdFP5BLQCtGMe26CQWGo/s400/sujud-ibu.jpg" width="400" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>...Janganlah hanya melihat betapa cerdasnya Imam Syafi'i,</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>betapa bijaksananya Umar bin Abdul Aziz, dan tokoh-tokoh agung lainnya.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Tapi lihatlah dulu, siapa ibunya...<br />
...Janganlah pula hanya melihat betapa bejatnya si fulan,</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>betapa jahatnya si fulin, dan tokoh-tokoh busuk dan buruk lainnya.</i></div><div style="text-align: center;"><i style="font-family: Verdana,sans-serif;">Tapi lihatlah juga, siapa ibunya...</i></div><div style="text-align: center;"><b><i style="font-family: Verdana,sans-serif;">[Oleh karenanya, janganlah mencari Istri</i></b></div><div style="text-align: center;"><b><i style="font-family: Verdana,sans-serif;">TETAPI carilah Ibu untuk anak-anak kita</i><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">]</span></i></b></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
Ada sebuah hadits dari Imam Ja'far ash-Shadiq yang diriwayatkan oleh al-Allamah al-Faidhul Kasyani dalam tafsirnya <i>ash-Shafi</i> di tengah perbincangan tafsir dari firman Allah swt. yang berbunyi, <i>"...Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..." </i>(QS. Ali Imran: 6). Dalam hadits itu diceritakan tentang dua malaikat yang mendatangi janin yang berada di perut Ibunya, lalu keduanya meniupkan ruh kehidupan dan keabadian, dan dengan izin Allah, keduanya membuka pendengaran, penglihatan, dan seluruh anggota badan, serta seluruh yang terdapat di perut. Kemudian Allah mewahyukan kepada kedua malaikat itu, <i>"Tulislah qadha, takdir, dan pelaksanaan perintahku, dan syaratkanlah bada' bagiku terhadap yang kamu tulis."</i> Kedua malaikat itu berkata, <i>"Wahai Tuhanku, apa yang harus kami tulis?"</i> Maka, Allah Azza wa Jalla menyeru keduanya untuk mengangkat kepala keduanya di hadapan ibunya, sehingga mereka mengangkatnya. Tiba-tiba terdapat layar (<i>lauh</i>) terpasang di dahi ibunya, maka kedua malaikat itu menyaksikannya dan menemukan pada layar tersebut bentuk, hiasan, ajal, dan perjanjiannya, sengsarakah atau bahagiakah serta seluruh perkaranya.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Kandungan riwayat di atas sesuai dengan sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Mas'ud yang berbunyi, <i>"Orang yang sengsara adalah yang sengsara di dalam perut ibunya dan orang yang bahagia adalah yang bahagia dalam perut ibunya."</i> Maksudnya adalah bahwa seorang anak mendapatkan dasar-dasar kesengsaraan dan kebahagiaan pada pertumbuhan pertama di perut ibunya. Hukum keturunan di samping memindahkan sifat-sifat bentuk tubuh dan fisik dari ibu pada anak, juga sifat-sifat moral/akhlak dan spiritual dari ibu berpindah pada janin sewaktu berada di perut ibunya. Sehingga di perut Ibu itulah tergambar jelas calon Pembela Islam, Pejuang Syariah dan Khilafah, Ilmuwan Muslim, Koruptor, Penipu, Pemimpin dzalim, dan sebagainya yang nantinya mempengaruhi sebuah Peradaban.<br />
<br />
Secara ilmiah telah jelas,(karena penekanan di awal catatan adalah seorang Ibu, maka objek pembahasan selanjutnya adalah seorang Ibu, meski tidak menafikkan peranan seorang ayah), betapa hukum keturunan berpengaruh dalam memindahkan sifat-sifat ibu kepada anak melalui gen-gen turunan. Dalam buku <b>Prinsip-prinsip Ilmu Genetika</b>, Mahdi Ubaid mengatakan bahwa di dalam setiap (sperma pria dan) sel telur wanita terdapat inti atom yang mengandung 24 kromosom, yang masing-masing kromosom memuat satuan-satuan hidup mencapai seratus satuan atau lebih, yang dinamakan Gen. Gen merupakan satuan terkecil pada materi yang hidup, yaitu satuan-satuan turunan. Masing-masing gen mempunyai tugas khusus menentukan perkembangan individu, bentuk eksternalnya, dan perilakunya. Terdapat gen-gen yang berpengaruh terhadap warna mata, yang berpengaruh terhadap warna kulit, yang mempengaruhi bentuk badan, besarnya, atau kecerdasannya. Dengan demikian, gen keturunan memiliki peranan penting dalam kehidupan anak, yaitu turut serta dalam memberikan identitas yang independen pada anak, yang membedakannya dengan yang lain.<br />
<br />
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa hubungan keturunan juga memainkan peranan yang sangat penting dalam melakukan aktivitas pemindahan sifat batin internal, yang memiliki pembawaan moral dan spiritual, yang selanjutnya pengaruhnya tidak terbatas pada pembentukan ciri-ciri jasmaniah lahiriah anak saja. Inilah yang, barangkali, dimaksud dengan firman Allah swt.:<br />
<div style="text-align: justify;"><blockquote style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>"...Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur..."</i></blockquote></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: right;"><blockquote>(QS. al-A'raf: 58)</blockquote></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Maka, dalam kitab <i>al-Mustathraf</i> dinukil sabda Rasulullah saw. yang mengatakan, <i>"Lihatlah kepada siapa kamu meletakkan nutfah (sperma) kamu, karena sesungguhnya asal (<b>al-Irq</b>) itu menurun kepada anaknya."</i> Terdapat kesesuain antara yang diperbincangkan oleh ilmuwan bahasa Arab tentang arti <i>al-Irq</i> dengan yang dibicarakan oleh ilmuwan biologi dan genetika tentang gen-gen yang menurun, yaitu atom-atom yang mempunyai satu sel tadi.<br />
<br />
Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa hukum keturunan memainkan peranan yang penting. Ibu yang baik-baik tentu akan menurunkan gen yang baik-baik pula pada anak. Sedang Ibu yang buruk-buruk, dia juga akan mewariskan gen yang buruk-buruk pula.<br />
<br />
Sungguh pun demikian, seperti yang ditegaskan oleh Husain Mazhahiri -seorang pakar muslim dalam pendidikan anak- hukum keturunan bukanlah sebab mutlak. Maksudnya, hukum keturunan tidak berlaku mutlak; bahwa jika ibunya adalah pendosa, misalnya, maka anaknya secara otomatis akan menjadi pendosa; bahwa apabila ibunya adalah seorang muslimah yang shalihah, maka anaknya secara otomatis akan menjadi shalih-shalihah. Dalam kenyataannya, anak seorang pendosa pun bisa menjadi baik dan bermoral terpuji. Begitu pula sebaliknya, anak orang baik-baik bisa tumbuh menjadi penjahat yang meresahkan dunia.<br />
<br />
Sampai di sini, kiranya menjadi jelas bahwa apabila seorang Ibu semasa kehidupan mudanya sering melakukan perbuatan dosa dan maksiat, maka potensi yang amat besar terjadi pada anak-anaknya untuk tumbuh dan berkembang sebagai pendosa dan ahli maksiat. Dan yang diwariskan oleh seorang Ibu adalah gen, bukan dosa. Dosa hanyalah perbuatan yang dikerjakan yang bertentangan dengan ajaran agama. Seorang Ibu yang melakukan dosa dan maksiat, tentu akan dihukumi dosa. Begitu pula, anak yang melakukan dosa dan maksiat, tentu akan dihukumi dosa pula. Ini tidak berarti -sebagaimana konsep dosa waris ajaran kristen- bahwa dosa itu diturunkan atau diwariskan. Dosa adalah bagi si pembuat dosa itu sendiri.<br />
<br />
Dan, karena hukum keturunan tidaklah berlaku secara mutlak, maka apabila Seorang Ibu memiliki riwayat hidup sebagai pendosa dan ahli maksiat, yang hal ini sangat berpengaruh pada anak-anaknya, tetapi anak-anaknya tetap memiliki potensi untuk tidak menjadi pendosa dan ahli maksiat seperti Ibunya. Lewat lingkungan dengan disiplin pendidikan dan pembinaan yang baik dan benar dalam menapaktilasi jalan-jalan yang lurus, sang anak bisa mengenyahkan kecenderungan untuk berbuat dosa dan maksiat. Namun, tentu anak tersebut menghadapi kendala yang amat sulit jika dibandingkan dengan anak yang lahir dari Ibu yang baik-baik.</div><div style="text-align: justify;"><blockquote style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>"...Seseorang akan mengikuti agama teman akrabnya (di lingkungan sekitarnya), oleh sebab itu, hendaklah kalian memperhatikan siapa teman akrab kalian." </i></blockquote><div style="text-align: right;"><blockquote style="font-family: Verdana,sans-serif;">(HR. Imam Abu Daud) </blockquote></div></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-87796276223715116082011-03-23T22:25:00.000-07:002011-03-23T22:28:44.505-07:00Bukan yang Pertama, Tapi yang UTAMA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisqfZ6_9SzL6mC5EBzpKeUMlat-t68KvacRyCq_otW72VT9ZRDZFoPm7W1Y5Upi1IPDZk-W-zLXdiYk7Gcs_IpDaBvYWyokCE1vBYums4PbaqerOF19k284N_Qiry4hTDuLRaSK0EnWsQ/s1600/PhotoFunia-139efa8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="276" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisqfZ6_9SzL6mC5EBzpKeUMlat-t68KvacRyCq_otW72VT9ZRDZFoPm7W1Y5Upi1IPDZk-W-zLXdiYk7Gcs_IpDaBvYWyokCE1vBYums4PbaqerOF19k284N_Qiry4hTDuLRaSK0EnWsQ/s400/PhotoFunia-139efa8.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Rembulan disana tak biasa<br />
Purnamanya tak sempurna<br />
Dengan temaram sisa cahayanya<br />
Menerangi lembut semesta<br />
Ku coba pejamkan mata<br />
Memutar kembali memori yang telah tercipta<br />
Adakah kumimpi direntangan waktunya?<br />
Anugerah... walau bergejolak namun hanya itu yang kurasa<br />
Terbayang jelas saat pertemuan pertama<br />
Betapa indah hatinya seperti yang kutahu tentangnya<br />
Penuhi rasa seluruh ruang jiwa<br />
Menguntai dalam raga<br />
Selalu ada buatku rindu dalam harap dan do’a<br />
Meski ada duri yang membuat luka hatinya</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Kucoba bertutur dengan apa yang kubisa<br />
Berharap apa yang kurasa dapat semakin jelas terbaca</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">Meski aku tak menyingkapnya</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><br />
<i><b>[...Engkau memang bukan yang pertama,</b></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i><b>tapi engkau yang UTAMA...]</b></i><br />
<i><b>[...Aku membutuhkanmu karena aku menginginkanmu,<br />
Aku menginginkanmu karena aku membutuhkanmu...]</b></i><br />
<br />
Kusampaikan salam pujian<br />
Kepadamu yang insyaAllah akan<br />
Lahir untuk sebuah harapan<br />
Hidup untuk sebuh tujuan<br />
Merenda dalam setiap perjuangan<br />
Menjaga diri dalam kesucian<br />
Hati yang berharap dapat kau jadikan pijakan<br />
Engkau kah potongan tulang rusuk yang dijanjikan?!?<br />
Dari hati yang sempat tertahan<br />
Hampa dalam kebisuan dan kealpaan<br />
Atas keagungan rasa yang belum saatnya kuuraikan<br />
Hakikat kehidupan<br />
Yang tiada pernah habis terpecahkan<br />
* * * * * </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-60822374207778535402011-03-19T01:27:00.000-07:002011-03-19T06:52:43.294-07:00C.E.M.B.U.R.U.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXcxNa7Ex-LSXT4AVNK0h_jBVnUmPZ5uQ0p6arqr1SExXe1eb9LXcm31xXYwNIGpeBenmt_ldGvEz4MkUcp9X3McLZc0uPG6UpPzZhMWMoHrB75oIE5FoQ1ho4AgVjTGZrTrWtNdVhSQc/s1600/150217_10150101405872317_267957437316_7789415_2778025_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXcxNa7Ex-LSXT4AVNK0h_jBVnUmPZ5uQ0p6arqr1SExXe1eb9LXcm31xXYwNIGpeBenmt_ldGvEz4MkUcp9X3McLZc0uPG6UpPzZhMWMoHrB75oIE5FoQ1ho4AgVjTGZrTrWtNdVhSQc/s400/150217_10150101405872317_267957437316_7789415_2778025_n.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Aku cemburu....</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Pada insan yang begitu di cinta...</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Sangat cemburu....</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Akan dia, yang senantiasa digengam indah jiwanya</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Insan tangguh yang senantiasa diiringi segala jejak alur hidupnya</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Ia begitu di cinta atas cara-Nya yang sempurna</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Atas pengorbanan</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Atas ujian</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Atas teguran</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Atas musibah </span></i> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Buatnya senantiasa muhasabah</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;"> Berbalas pahala melimpah</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Berbunga bahagia dalam janji surga </span></i><br />
<i><span style="font-size: small;"><br />
</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Hingga asaku kian membuncah</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Ingin hati di Cinta....</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Ingin jiwa selalu dalam indah genggaman-Nya</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Ingin senantiasa disentuh-Nya ketika secuil khilaf meraba jiwa</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Ingin pula seperti mereka....</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Yang di beri kesempatan mempertaruhkan segala </span></i><br />
<i><span style="font-size: small;">harta, belahan jiwa serta jiwa raga</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Hingga syahid menjadi kereta menuju puncak bahagia </span></i> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Atas pertemuan Maha Indah di Arsy-Nya</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Dengan-Nya yang begitu di cinta dan mencinta....</span></i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Dengan-Nya yang menciptakan segalanya sepenuh cinta...</span></i></div><div style="margin-bottom: 0cm;"><br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-25335735145187303002011-03-16T23:01:00.000-07:002011-03-16T23:09:24.852-07:00C.L.B.K (Cerita Lama Bersemi Kembali)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2HbGeLZclo87a7CiqaKMzwoXUCSfYe_3pR8-mZpnsx7bqxjVjcrZQWGY3tBDKhYwX71BEmpHGDtsUb8Y9CsRAzNe1D1H40CJtFC940ho8vrZWEFg4EVx07RpO3laUV6oFePtVCyk02lY/s1600/Kang+Alfan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2HbGeLZclo87a7CiqaKMzwoXUCSfYe_3pR8-mZpnsx7bqxjVjcrZQWGY3tBDKhYwX71BEmpHGDtsUb8Y9CsRAzNe1D1H40CJtFC940ho8vrZWEFg4EVx07RpO3laUV6oFePtVCyk02lY/s400/Kang+Alfan.jpg" width="400" /></a></div><br />
<div style="text-align: center;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Saat hatiku berharap kita kembali bersua</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Berteman embun kan ku sambut apa adanya</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Sesaat impian lama pun datang menyapa</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Seakan rasa ingin menggapai asa</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Entah kapan dan dimana</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Namun apa daya hati tak kuasa</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Serasa jauh di ujung sana</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Namun terkadang yakin kan memilikinya</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Entah kapan, saat apa dan waktu apa</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Selalu hadir indah bayangnya dalam pelupuk mata</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ku coba menghapus semua yang kurasa</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Karena kutakut dariku takkan sempurna</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Karena kutakut diriku tak pantas untuknya</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Namun semua seakan sia – sia</span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"></span><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Penyesalan, entah kenapa kian menggelora</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pengharapan, yang entah pula kapan kan dapat mewujudkannya</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Serasa semua bagai mimpi belaka</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Yang tak kan pernah ada</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dan mungkinkah kau menjadi nyata???</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Telah lama kularung kata dalam diri</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Bersama langkah kaki yang masih sendiri</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Namun tak jua kutemukan arti</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Tentang, "Apakah cinta tak harus memiliki"</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Maaf... Maafkan diri ini yang terlalu memakai hati</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Maafkan karena diri ini terlambat tuk menyadari</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Sungguh kau begitu berarti</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Untuk menemani perjuangan ini</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dalam nyata juga mimpi</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ku kan terus berharap akan ada kesempatan lagi</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Walau harus memohon dengan pasti</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Sampai pupus di suratan takdir Ilahi</span></div><div style="text-align: center;"><br />
<div style="text-align: right;">*sebuah catatan lama*</div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-77647503497798217692011-03-09T20:34:00.000-08:002011-03-09T20:40:25.240-08:00Suara Hati<div class="separator" style="clear: both; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih3ez5Xf35NvdeOOQPJdgFQcIo3lUJsTfBDlCBwy6LBhOR8pTgperP8yrOpOiI2uxZhtwiNnLVSMaWNu0mKnupL6vKATe9nNplrabpKvDhVzK_x4AzVnfN55IIGCTSPT92-oJD_jlXl5s/s1600/maaf.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih3ez5Xf35NvdeOOQPJdgFQcIo3lUJsTfBDlCBwy6LBhOR8pTgperP8yrOpOiI2uxZhtwiNnLVSMaWNu0mKnupL6vKATe9nNplrabpKvDhVzK_x4AzVnfN55IIGCTSPT92-oJD_jlXl5s/s1600/maaf.jpg" /></a></b></i></span></div><div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i><b><br />
</b></i></span></div><div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i><b>Waktu kali ini membungkamku tuk bersuara<br />
Menghujam dalam rasa<br />
Menenggelamkanku dalam kubangannya<br />
Menekankan jiwa akan kata yang lamat menyanyat nyata<br />
"Aku salah"<br />
"Aku salah"<br />
"Aku salah"<br />
Tertanam jelas tanpa penghalang mengapa<br />
Tak dapat lagi berkata<br />
Hanya raga rendah tanpa peka yang tersisa</b></i></span></div><div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i><b>Hanya jiwa hina tanpa peka yang terlupa<br />
Inikah akhirnya...<br />
Semua harapan semua asa<br />
Untuk tetap merenda<br />
Inikah akhirnya...<br />
Tentang dia pada jendela cahaya-Nya<br />
Pada hati pada rasa<br />
yang masih penuh akan kata harap <br />
Maaf...<br />
Hanya ini yang dapat kuhaturkan<br />
dari pelataran kesalahan<br />
dari beranda kekhilafan<br />
Maaf.Maaf..Maaf...</b></i></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-42342384856116515012011-03-08T20:02:00.000-08:002011-03-08T20:06:10.718-08:00Sahabat Sejati<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzDKWWDGd3W-miy_2h6UmYTzrwtRoZNBFFBCle9Ut2BgmKTXtkmKlJdDGE9di34zkicJGIJWx3L8T9RzhoON-88ff60ZQ3m9_HjX7aYiy4l-YqsAwbERqTtgNKvh0c3juofPBVt7GGedc/s1600/friendship_graphics_12.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzDKWWDGd3W-miy_2h6UmYTzrwtRoZNBFFBCle9Ut2BgmKTXtkmKlJdDGE9di34zkicJGIJWx3L8T9RzhoON-88ff60ZQ3m9_HjX7aYiy4l-YqsAwbERqTtgNKvh0c3juofPBVt7GGedc/s1600/friendship_graphics_12.gif" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><br />
<i>Satu rasa tanpa terasa<br />
Satu kata telah tertata<br />
Satu asa telah terbina<br />
Telah menjalin erat pada mereka<br />
Terhatur salam dalam doa<br />
Terhatur berkorban untuk dunia<br />
Terhatur berjuang bersama meraih surga<br />
Tulus dari lubuk jiwa<br />
Merekalah sahabat sejati kita</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Seorang sahabat bukanlah (sesungguhnya) sahabat, kecuali apabila dia memberikan perlindungan kepada temannya dalam tiga kesempatan: dalam kesukaran, dalam ketidakhadiran, dan dalam kematiannya,"</i> demikian Imam Ali bin Abi Thalib ra pernah berucap.<br />
<br />
Ucapan Imam Ali tersebut patut untuk kita renungkan. Terlebih lagi kita ini sekarang hidup dan tinggal pada zaman di mana harta, uang, kedudukan, dan pangkat benar-benar dijunjung tinggi dan dihargai lebih dari apa pun oleh banyak orang.<br />
<br />
Dulu, sangatlah mudah menjumpai orang menolong atau membantu orang lain dengan sepenuh rela sepenuh ikhlas. Sekarang, sangat mudah menjumpai orang menolong atau membantu orang lain dengan sepenuh pamrih sepenuh maksud. Dulu, mudah membina dan membangun persahabatan atas dasar cinta dan kasih sayang. Sekarang, mudah melihat hubungan pergaulan, pertemanan, dan persahabatan atas dasar tujuan dan target yang ditentukan.<br />
<br />
Dahulu, sahabat sejati adalah sahabat yang saling bersama dalam kesukaran, ketidakhadiran, dan kematian. Ketika dalam kesukaran, sahabat kita mau membantu dan menolong kita meringankan dan mengatasi kesukaran tersebut. Ketika dia tidak hadir di samping kita, dia sanggup menjaga nilai-nilai persahabatan: tidak menggunjing, tidak memfitnah, tidak menyebar borok-borok kelemahan dan kekhilafan yang kita miliki sebagai manusia biasa. Ketika ada saudara atau orang yang kita cintai meninggal dunia, sahabat kita datang dengan hati yang pedih sambil memanjatkan doa tulus agar Allah swt. menerima di sisi-Nya.<br />
<br />
Sekarang, sungguh mudah menemukan sahabat yang telah dianggap sejati justru menjadi musuh yang paling dibenci dan dimuaki. Ketika sahabat itu ada di samping kita, dia menampakkan wajah yang ceria, suka, ramah, dan sangat menyenangkan. Tetapi, ketika dia jauh dari kita dan bersama orang lain, dengan tega-teganya dia membeberkan kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang kita miliki. Bahkan, kalau dirasa ada untungnya (apalagi untungnya <i>gede</i>), tak segan-segan dia memfitnah kita demi menarik simpati orang yang diajak berbicara.<br />
<br />
Beruntung misalnya kita tidak tahu dan tidak sadar bahwa salah satu sahabat kita telah menikam kita dari belakang. Beruntung kita tidak tahu dan tidak sadar bahwa dia telah merobek-robek nama kita seperti merobek-robek kain kafan; telah menjegal kita seperti pemain sepak bola menelikung lawan; telah menikam jiwa kita seperti seekor singa menikam mangsanya.<br />
<br />
Kalau kita tahu?<br />
Bagaimana kalau suatu saat kita tahu dan sadar bahwa selama ini, tanpa sepengetahuan kita, dia rela menjual nama kita, menjelek-jelekkan kita, dan bahkan memfitnah kita?<br />
<br />
Tapi, apakah hal yang seperti itu pernah terjadi? Tanyakan kepada diri kita sendiri. Tanyakan juga kepada orang-orang di sekitar kita. Tanyakan kepada Julius Caesar dan Brutus! Tanyakan kepada al-Qur'an, sedangkan salah satu ayat-Nya telah memberi peringatan kepada kita:</div><blockquote style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>"...Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa..."</i> <br />
<div style="text-align: right;">(QS. az-Zukhruf: 67)</div></blockquote><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Lantas, bagaimana kita mencari sahabat, memperlakukan sahabat, dan membina persahabatan yang sejati dalam pandangan agama?<br />
<br />
Pertama-tama, yang perlu kita sadari adalah kenyataan bahwa betapapun kita akrab dengan sahabat kita -sehingga kita menyebutnya sebagai sahabat sejati- itu tetap tidak bisa menolak dia -yakni sahabat sejati kita itu- tetaplah orang asing bagi kita dalam arti dia hanya sebatas sahabat kita. Bukan saudara kandung kita. Bukan pula orang yang bertalian darah secara dekat dengan kita. Padahal, kita tentunya juga tahu dan paham bahwa terkadang kita menjumpai bagaimana sesama saudara kandung saling merendahkan, saling menghinakan, dan salinf mencaci-maki. Maka, apalagi hanya sebagai seorang sahabat? Walau sahabat sejati?<br />
<br />
Fakta bahwa dia itu hanya sekedar sahabat kita itulah sehingga potensi bahwa persahabatan kita dengannya suatu saat bisa rusak sangatlah ada; sangat niscaya terjadi.<br />
<br />
Lalu bagaimana?<br />
Makanya, yang perlu kita perhatikan juga adalah penting bagi kita untuk memilih-milih sahabat dengan kriteria agama, yakni satu pemikiran dan satu perasaan. Bukan sekedar satu tujuan. Apa yang digambarkan oleh Imam Ali ra di atas sesungguhnya merujuk pada sahabat sejati berdasarkan agama yang memiliki satu pemikiran dan satu perasaan. Konkretnya, janganlah kita bersahabat dengan orang yang beda pemikiran dan tentunya juga beda perasaan, meski orang tersebut satu tujuan. Atau, bila kita tetap bersahabat dengan seseorang karena memiliki tujuan yang sama, tanpa memiliki satu pemikiran dan satu perasaan untuk menggapai tujuan yang sama tersebut, maka berhati-hatilah bahwa suatu saat sahabat kita mengkhianati kita, ia akan menikam, menjegal, dan bahkan memfitnah kita apabila kita menjadi batu sandungan baginya untuk menggapai tujuan tersebut. Contohnya, tengoklah kembali kisah agung Abu Bakar ra melindungi Rasullah saw di dalam dua meski ia kesakitan digigit ular, atau Ali ra yang menggantikan Rasulullah saw tidur di tempat tidurnya meski nyawanya terancam, dan banyak lagi kisah agung sahabat sejati lainnya.<br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Selama ini. Kumencari-cari. Teman yang sejati.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Buat menemani. Perjuangan suci...</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Bersyukur kini. PadaMu Illahi.</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><i>Teman yang dicari. Selama ini. Telah kutemui...</i></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dengannya di sisi. Perjuangan ini. Senang diharungi. Bertambah murni.</span></i></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kasih Illahi. KepadaMu Allah. Kupanjatkan doa.</span></i></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Agar berkekalan. Kasih sayang kita.</span></i><br />
<i><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /></i><br />
<i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kepadamu teman. Ku pohon sokongan.</span></i></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pengorbanan dan pengertian. Telah kuungkapkan. Segala-galanya...</span></i></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kepada-Mu Allah. Kupohon restu. Agar kita kekal bersatu.</span></i></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kepadamu teman. Teruskan perjuangan.</span></i></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pengorbanan dan kesetiaan. Telah kuungkapkan. Segala-galanya.</span></i></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Itulah tandanya. Kejujuran kita.</span></i></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-49356308819980166802011-03-07T21:26:00.000-08:002011-03-08T05:45:36.361-08:00Allah is My Choice<div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy278bBwq1d478Uo6nWj2DU0_4Q3qgtpyZsSVnDc9V1_zhAG4fZpQtSI7hsD5xBTe-dbYE4H0KfYd35OG8zSoMA19juth741CesKdIARPJ1-IKgLMglGlrF0jn4Xdnqsp6dftqF5o1GcU/s1600/cxdsd.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy278bBwq1d478Uo6nWj2DU0_4Q3qgtpyZsSVnDc9V1_zhAG4fZpQtSI7hsD5xBTe-dbYE4H0KfYd35OG8zSoMA19juth741CesKdIARPJ1-IKgLMglGlrF0jn4Xdnqsp6dftqF5o1GcU/s400/cxdsd.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Segala yang telah tercari dan terasa</i></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Tiada lebih berarti dari Cinta-Mu</i></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Ketika ku coba mendua...</i></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Menembus yang terlarang lalu menari sepuasnya untuk yang lain</i></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Kudapati letih yang hampa dan muak pada tarianku sendiri</i></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Jika demi ampunan harus berlari mengelilingi bumi seratus kali tanpa henti</i></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Akan kulakukan dengan senang hati... </i></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Karena kini.... ingin dan harus kembali.....</i></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Banyak yang bilang, <i>"Menaati Allah itu susah... berat... terlalu banyak ujian... apalagi, semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka semakin tinggi pula ujiannya, ibarat pohon semakin tinggi, maka semakin kencang angin berhembus... Pokoknya terlalu banyak resiko. Mendingan biasa-biasa sajalah hidup ini, gak perlu terlalu ekstrem..."</i> </span><br />
<span style="font-size: small;">Demikian alasan-alasan insan malas yang seringkali kudengar.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Jika kita coba renungkan... apakah ujian, cobaan, tantangan dan semacamnya hanya akan kita hadapi ketika kita menerapkan Islam dalam hidup kita serta memperjuangkan eksistensinya dalam tiap lini kehidupan? Jawabnya, TIDAK!</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Karena bagaimanapun cara kita menjalani hidup ini pasti tak bisa lepas dari ujian, teguran, tantangan, kesulitan dan sebagainya yang kita rangkai semua itu dengan kata RESIKO.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ya, resiko. Kita tidak bisa lari darinya. Baik orang kafir, munafik dan mukmin, semua memiliki resiko tersendiri.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ketika seseorang memilih menjadi kafir dalam hidupnya, lalu apa yang ia cari di dunia ini? harta? maka ia akan melewati berbagai tantangan dan resiko demi memperoleh harta yang ia inginkan. Tentunya, tidak mudah.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ketika seseorang memilih untuk senantiasa bermaksiat kepada Allah, lalu apa yang ia kejar? kepuasan nafsu? maka Allah telah menyiapkan kesempitan di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Hidupnya sempit, bingung, depresi. Semakin menuruti nafsu, semakin sempitlah hidupnya, meski harta, tahta dan wanita telah memenuhi hidupnya. Mengapa? Karena dia jauh dari Allah, karena nafsu yang ia turuti adalah nafsu syetan, maka ia pun jauh dari pertolongan Allah.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ketika seseorang memilih untuk menjadi seorang mukmin yang istiqamah... lalu apa yang ia inginkan? Tak ada hal lain selai Ridha Allah dalam hidupnya. Maka Allah telah menyiapkan ujian-ujian agar keimanan itu semakin meningkat serta menjanjikan kebahagiaan yang luar biasa di akhirat. Lalu apakah ujian itu membuat hidup di dunia ini sempit? TIDAK! mengapa? Karena Allah Azza wa Jalla akan selalu menemani hidupnya, menguatkan langkahnya, meneguhkan kedudukannya. Bukankah Allah telah berjanji dalam hadits Qudsi:</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><blockquote><blockquote style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>"Hamba-Ku terus mendekati-Ku melalui ibadah-ibadah sunnah sampai Aku mencintainya. Dan ketika Aku mencintainya Aku akan menjadi telinga yang dengannya dia mendengar, Aku akan menjadi mata yang dengannya dia melihat. Aku akan menjadi lidah yang dengannya dia berkata, Aku akan menjadi tangan yang dengannya dia berbuat dan Aku akan menjadi kaki yang dengannya dia berjalan"</i></span></blockquote></blockquote><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Inilah hidup. Dalam hidup terdapat pilihan-pilihan. Mana yang akan kita pilih?</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Mengejar harta? sedang harta itu tidak kekal...</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Menuruti nafsu syetan? sedang syetan itu adalah musuh yang nyata...</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Atau Ridha Allah... Sang Pencipta dan Pengatur hidup kita. Yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya dalam hidup kita....</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Maka, dengan ke-MahalembutanNya, Allah berfirman untuk orang-orang yang bertaubat:</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><blockquote><blockquote style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 13)</i></span></blockquote></blockquote><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Apalagi saya pernah mendengar hadits, kurang lebih isinya:</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><blockquote><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ketika seorang hamba mendekati Allah dengan merangkak, maka Allah akan menuju kita dengan berjalan, jika kita mendekati Allah dengan berjalan, maka Dia akan menuju kita dengan berlari, Allah sungguh amat dekat, bahkan lebih dekan dari urat nadi kita, Subhanallah....</span></div></blockquote><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Sobat MH yang dimuliakan Allah... Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, serta berada pada barisan para syuhada, yang Ikhlas nan Istiqamah dalam memperjuangkan Dien-ini Amin....</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-9913274997865908872011-02-27T19:52:00.000-08:002011-02-27T19:53:46.215-08:00Pesonamu...<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqrVTxKWA1IeBvm64kHv8dv7VJDsJgMRF_zskdly17_3RmwL1-ngJnahbyAbETYyLjadfBUDakeicY3SVrVxzbthyhWN_f0InyQrOE0Pjgp6Ja_dYOtPvMn6mR__gPeD2oYozlcN3-LSo/s1600/khilafah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqrVTxKWA1IeBvm64kHv8dv7VJDsJgMRF_zskdly17_3RmwL1-ngJnahbyAbETYyLjadfBUDakeicY3SVrVxzbthyhWN_f0InyQrOE0Pjgp6Ja_dYOtPvMn6mR__gPeD2oYozlcN3-LSo/s400/khilafah.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Begitu indah Namamu. Betapa megah pesonamu. Buat ku mimpi berlabuh dipelataran istanamu. Didetak degup hati tak menentu. Membaur dalam jiwa bertabur rindu. Setelah delapan puluh tahun berlalu, akan sejarah keemasan dan kejayaan yang telah lalu. Membalut dekap erat langkah citaku. Tenggelam dalam nikmatnya perjuangan akanmu.<br />
<br />
Indah Pesonamu, dalam sandaran jiwa teguh dan tangguh. Megah Namamu, dalam lambaian hati para perindu.<span style="font-size: x-large;"><b><br />
</b></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"><b>…KHILAFAH…</b></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
Segala daya dan upaya yang bisa kulakukan, telah dan akan terus kulakukan untuk menyambut hadirmu. Buatlah aku jadi insan pemilik hati yang kian teguh dan tangguh untuk selalu dan selalu memperjuangkanmu, setelah merasakan (meski belum mengalami) betapa nikmatnya hidup dibawah naunganmu..<br />
<br />
Engkau...<br />
Dibalik kegagahanmu, coba hadir selalu, untuk selalu melindungi setiap insan yang hidup dalam pelukanmu. Sejarah mencatat:</div><blockquote style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Pada tahun 837, Khalifah al-Mutasim Billah dari keKHILAFAHan Abbasiyah menyahut seruan seorang budak muslimah yang konon berasal dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar. Ia meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan kaum Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah al-Mutashim Billah dengan lafadz yang legendaris "waa Mutashimaah!" yang juga berarti "di mana kau Mutashim, tolonglah aku!"<br />
<br />
Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan yang panjang barisannya tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki) untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Kota Ammuriah dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khalifah al-Mu'tasim pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi. Sebanyak 30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 lainnya ditawan. Pembelaan kepada muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah sebagai pembebasan Ammuriah dari jajahan Romawi.</i> <i><br />
<br />
Setelah menduduki kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan dimana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?" Dan sang budak wanita ini pun dibebaskan oleh khalifah serta orang romawi yang melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut. Subhanallah...</i> </blockquote><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Namun engkau telah tiada hari ini,<br />
dan perlindungan semacam itu tak terbaca lagi hari ini,<br />
sehingga saat ini;<br />
rintihan dan tangisan muslimah meminta pertolongan tak berarti,<br />
Nyaris tak berarti lagi.<br />
<br />
Engkau...<br />
Dibalik Kemegahanmu, coba hadir selalu, untuk selalu mengayomi setiap insan yang hidup dalam dekapanmu. Sejarah menulis:</div><blockquote style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Di era keKHALIFAHan Umayyah, Ibnu Abdil Hakam meriwayatkan bahwa Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa itu berkata, "Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz (Khalifah waktu itu) untuk memungut zakat ke Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud memberikan kepada orang-orang miskin. Namun saya tidak menjumpai orang miskin seorangpun."<br />
<br />
Karena begitu makmurnya rakyat waktu itu, pemerintah pun mengalihkan distribusi zakat ini ke pembayaran orang yang dililit utang-utang pribadi. Lagi-lagi kas negara masih lebih dari cukup dan memerintahnya lagi untuk memberikan biaya-biaya bagi rakyat yang ingin menikah, yang sebenarnya bukan tanggungan dari pemerintah. Subhanallah...</i> </blockquote><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Namun engkau telah tiada hari ini,<br />
dan pengayoman semacam itu tak terbaca lagi hari ini,<br />
sehingga saat ini;<br />
kemiskinan, pengangguran, dsb bukan hal yang tabu lagi<br />
Nyaris tak tabu lagi.</div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Aku</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Insan kecil penyukamu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dalam ragu mendekap tubuhku</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Susah tuk ku ungkap terburu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Semua rasa seakan beku</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kelu lidah membisu</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Aku</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Tanpa tepian jenuh selalu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dalam jauh menatap selalu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ulas senyum tanpa aling palsu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Tersungging elok akan kepastian hadirmu</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Aku</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dalam bayang menunggu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Semua kan terjentik sang bayu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Beku takkan lagi beku</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Jauh takkan lagi jauh</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Terjernih tanpa ragu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Tuk pula kau pandang tanpa semu</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Aku</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kan selalu berjuang untukmu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Berjuang tuk kehadiranmu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Di jantung kota pahlawan penuh rindu</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ku harap kan dapat menyaksikan kehadiranmu</span></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Wahai Sahabatku, MAU?</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">* * * * *</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><blockquote><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Imam al-Juwaini, <i>"Imamah (KHILAFAH) adalah kepemimpinan menyeluruh serta kepemimpinan yang berhubungan dengan urusan khusus dan umum dalam kaitannya dengan kemaslahatan-kemaslahatan agama dan dunia."</i><br />
<div style="text-align: right;">(Al-Juwaini, <i>Ghiyâts al-Umam</i>, hlm. 5)</div><br />
Imam al-Mawardi, "<i>Imamah (KHILAFAH) itu ditetapkan sebagai penggganti kenabian, yang digunakan untuk memelihara agama dan mengatur dunia."</i><br />
<div style="text-align: right;">(Al-Mawardi, <i>Al-Ahkâm ash-Shulthâniyah</i>, hlm. 5)</div></div></blockquote>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-71816693112751911052011-02-21T20:40:00.000-08:002011-02-21T21:36:56.877-08:00Ada Surga Di Wajahmu<div style="font-family: verdana; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghHXBDg5sRHQgPu9tWqGoqHPOhbaUTGD5VPtsh616dc1tSj0ueZKgKvhwFogEpH8NwEz6MdijLTFR2De1k7RHHCS5xsNcyM3ipHy5fMgg1TkM4b3ph8n075G6eOr9qnnbRmnNQqfHL608/s1600/DAAAAA.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5576369930578238770" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghHXBDg5sRHQgPu9tWqGoqHPOhbaUTGD5VPtsh616dc1tSj0ueZKgKvhwFogEpH8NwEz6MdijLTFR2De1k7RHHCS5xsNcyM3ipHy5fMgg1TkM4b3ph8n075G6eOr9qnnbRmnNQqfHL608/s320/DAAAAA.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 278px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 307px;" /></a><br />
Teruntuk seorang Akhwat, yang mampu mengubah hidupku. Hidup yang tak tentu arah menjadi terarah. Hidup yang begitu gelap menjadi terang. Hidup yang tiada tujuan menjadi begitu berarti dan penuh misi. Dia... Menyampaikan padaku apa-apa yang wajib disampaikan; Mengajarkan padaku apa-apa yang Rasulullah wariskan.<br />
<br />
<div style="font-style: italic; text-align: center;">Nafas menjadi ibadah<br />
Pandangan menjadi ibadah<br />
Pendengaran menjadi ibadah<br />
Perkataan menjadi ibadah<br />
Gerak hati menjadi ibadah<br />
Segala menjadi ibadah</div><br />
Teruntuk seorang Akhwat. Yang selalu membuatku menagis ketika menatapnya, karena tergambar segalanya. Segala dosaku; Segala khilafku; Segala lengahku; Segala kemunafikanku; Segala amal -yang entah- apakah Rabbku Ridha atasnya.<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Yaa Rabb, Sang Maha Bijaksana...</span><br />
<span style="font-style: italic;">Ampuni hambamu yang Dha'if ini.</span><br />
<span style="font-style: italic;">Dan teruntuk seorang akhwat,</span><br />
<span style="font-style: italic;">yang selalu membuatku menangis ketika memandangnya,</span><br />
<span style="font-style: italic;">karena tergambar begitu indahnya...</span><br />
<span style="font-style: italic;">Indahnya Islam...</span><br />
<span style="font-style: italic;">Indahnya Iman....</span><br />
<span style="font-style: italic;">Indahnya Dakwah...</span><br />
<span style="font-style: italic;">Indahnya Ukhuwah...</span><br />
<span style="font-style: italic;">Indahnya Surga...</span><br />
<br />
Ya... Surga. wajahnya senantiasa mengingatkanku akan surga. Aku ingin bersamanya disana. Entah... Apa persembahan yang layak untuk ku berikan padanya. Jika ia butuh hartaku, akan kuberikan untuknya. Jika ia butuh suami, akan ku tawarkan suamiku untuknya. Jika ia butuh tenagaku, akan kukerahkan sekuat tenaga untuk membantunya.<br />
<br />
Namun apa yang justru ia katakan...!!!<br />
<span style="font-style: italic;">"Tidak Dik... Jangan demikian. Aku hanya sangat berharap kau kerahkan segala hartamu, keluargamu dan segala tenagamu untuk Allah dan Rasul-Nya. Kerahkan segalanya seoptimal mungkin untuk perjuangan dakwah ini, demi tegaknya Khilafah yang telah di depan mata ini. Dan untukku, curahkan do'amu di sepertiga malammu. Semoga Allah mempertemukan kita di surga-Nya kelak. Semoga kemuliaan ini tegak di tangan-tangan kita. Di tangan jundi-jundi yang ikhlas nan istiqamah"</span>.<br />
<br />
Lalu... di antara rasa dan curahan kata syukur yang tak mampu lagi ku ucap, aku menjawab: <span style="font-style: italic;">"Mbak... mohon di maklumi, jika setiap ku bertemu denganmu, aku tak mampu membendung air mataku. Karena sungguh... aku melihat surga di wajahmu"</span>.<br />
<br />
</div><div style="font-family: verdana; text-align: justify;"></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-82606213606335833762011-02-20T18:32:00.000-08:002011-02-20T18:47:10.215-08:00Menyingkap Tabir Jodoh<div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjKW0IgXhp2SsrAsW-RnvAn1sc2lK9U-FGZLCiCi4ThoxUyjml9qu5Jq3jWaGLTXqcnbSB6Im3gxgHJBerhu284O90W_rfSxuEn-Rf7waAMv5kN8b-fzRfpc_v_ds0AEv2MwxOKdddxIo/s1600/jodoh.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 359px; height: 272px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjKW0IgXhp2SsrAsW-RnvAn1sc2lK9U-FGZLCiCi4ThoxUyjml9qu5Jq3jWaGLTXqcnbSB6Im3gxgHJBerhu284O90W_rfSxuEn-Rf7waAMv5kN8b-fzRfpc_v_ds0AEv2MwxOKdddxIo/s400/jodoh.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5575965597876274674" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center; font-style: italic;">Kau yang tertulis untukku<br />Hanya bayangmu dalam semu<br />Hanya diamku dalam ragu<br />Menggumam mengingat indahmu terpaku<br />Diladang kata tentangmu<br /><br />Kau yang tercipta untukku<br />Rasaku membisu kelabu<br />Seketika pun membiru terjernih sang bayu<br />Penuh harap akanmu<br />Yang tersemat dicakrawala waktu<br /></div><br />Beberapa waktu yang lalu, kembali saya menemukan diri saya tengah duduk di antara para sahabat lama, dalam sebuah kesempatan reuni SMA, dengan sahabat yang telah banyak berubah sejak kami berpisah tahun 2008 lalu. Di sebuah kesempatan tertentu tersebut dengan sahabat yang tertentu pula, kami berbincang-bincang tentang banyak hal, sampai-sampai kami berbicara tentang jodoh. <span style="font-style: italic;">"Dalam al-Qur'an dinyatakan bahwa laki-laki yang baik itu untuk perempuan yang baik. Begitu pula sebaliknya. Lalu bagaimana dengan laki-laki yang buruk dan perempuan yang buruk? Jika yang baik-baik dapat yang baik-baik, maka bukankah sangat kasihan yang buruk-buruk dapat yang buruk-buruk?"</span> tanya salah seorang sahabat dengan kritis kepada saya, maklum dia anak mahasiswa. Saya tahu, ayat yang dirujuk dalam pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:<br /><blockquote><span style="font-style: italic;">"...Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin...</span><span style="font-style: italic;">"</span><br /><div style="text-align: right;">(QS. an-Nuur: 3)</div></blockquote><blockquote><span style="font-style: italic;">"...Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)..." </span><br /><div style="text-align: right;">(QS. an-Nuur: 26)</div></blockquote>Mendengar pertanyaan ini saya mengerutkan dahi, setengah hidup saya berpikir kritis untuk memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya, tentu dengan gaya bahasa mahasiswa. Saya sejenak terdiam, dan otak saya membuka kembali file-file ketika saya memilih seorang perempuan yang akan menjadi bidadariku. Kenapa saya memilih dia? Padahal saya belum tahu <span style="font-style: italic;">bin</span> kenal sama sekali, saya hanya tahu via cerita tentang dia. Dan juga, kembali saya mencermati dan mengamati makna kedua ayat yang dimaksud.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Perhatikan bahwa pernyataan di dalam al-Qur'an yang kamu maksud itu tidak menyatakan bahwa laki-laki yang berzina HARUS tidak menikahi melainkan perempuan yang berzina. Jadi, hal ini bukanlah menunjukkan sebuah keharusan. Laki-laki yang baik pun TIDAK HARUS mendapatkan perempuan yang baik-baik pula."</span> kataku memulai jawaban, <span style="font-style: italic;">"Sesungguhnya, pernyataan al-Qur'an tersebut menggambarkan kecenderungan manusia pada umumnya, dimana orang yang baik-baik itu memiliki kecenderungan untuk memilih (mendapatkan) orang yang baik-baik pula, begitu juga sebaliknya. Contohnya sederhana: seorang pemabuk akan lebih cenderung memilih orang yang suka mabuk juga sebagai teman, daripada memilih teman pergaulan dengan seorang yang suka berdakwah."</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">"Demikianlah Allah membuat kecenderungan pada diri makhluknya. Ada suatu nilai yang dapat merekatkan dua orang -yakni visi dan misi hidup, dimana nilai tersebut sama-sama disukai oleh kedua orang itu. Seorang perempuan hamilud dakwah (baik-baik) akan enggan atau bahkan (seringkali) tidak mau menerima pinangan seorang lelaki yang tidak ada perhatian sama sekali dengan dakwah, apalagi dengan lelaki yang bertato, atau pemabuk, atau suka berjudi, dan atau akhlak tercela lainnya. Dalam makna yang demikian inilah pernyataan di dalam al-Qur'an tersebut berbicara. Laki-laki yang baik biasanya akan berjodoh dengan perempuan yang baik pula; sedangkan perempuan pezina biasanya akan mendapatkan laki-laki pezina pula."</span> kataku mengakhiri jawaban<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-78690277034932006572011-02-18T18:45:00.000-08:002011-02-18T18:50:25.961-08:00Masih (tetap) Menunggu...<a style="font-family: verdana;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM7NnlFBtVhdXPZLOcQnMUehLfFWmCoyHdwJfyaEpdhunEsLio2J9v8BMFp_EF_pn8QWWCWDMlH8-gGlLG1THatJb6oWxzPg6KLEoVwcv1PHqkRcW7WbdH-6o1487uTZcYUmslEOxVyGU/s1600/muslimah2.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 278px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM7NnlFBtVhdXPZLOcQnMUehLfFWmCoyHdwJfyaEpdhunEsLio2J9v8BMFp_EF_pn8QWWCWDMlH8-gGlLG1THatJb6oWxzPg6KLEoVwcv1PHqkRcW7WbdH-6o1487uTZcYUmslEOxVyGU/s400/muslimah2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5575226967366269202" border="0" /></a><br /><span style="font-family: verdana;">Aku pernah takut menulis puisi</span><br /><span style="font-family: verdana;">Tentang gambaran hati yang begitu bahagia</span><br /><span style="font-family: verdana;">Atas syukur tiada tara karena kehadirannya</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku pernah enggan menulis perasaanku</span><br /><span style="font-family: verdana;">Tentang rasa yang berbeda dari sebelumnya</span><br /><span style="font-family: verdana;">Yang datang tiba-tiba, buatku seolah menari riang di taman Surga</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku pernah ragu menulis pikiranku</span><br /><span style="font-family: verdana;">Tentang bayang yang melekat di benak</span><br /><span style="font-family: verdana;">Selalu.... meski tak sepenuh waktu</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Setiap bait puisi menari-nari dalam diamku</span><br /><span style="font-family: verdana;">Kunikmati untaian kata dengan senyum terindah</span><br /><span style="font-family: verdana;">Lalu memanggil angin tuk membawanya terbang bahagia di udara</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Setiap rasa beda yang menyatu dalam tiap irama jiwa</span><br /><span style="font-family: verdana;">Menggelitik hari-hari penuh tawa dan asa</span><br /><span style="font-family: verdana;">Kupinta keheningan menyimpannya</span><br /><span style="font-family: verdana;">Lalu ia menyimpannya dengan senang hati dan begitu hati-hati</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Ketika bayang itu mengiringi di tiap aktifitasku</span><br /><span style="font-family: verdana;">Biarkan waktu melukis dengan lukisan terindahnya</span><br /><span style="font-family: verdana;">Lalu dengan semangat sang waktu melukisnya</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Karena sang angin, hening dan waktu lebih memahami segala tentangku</span><br /><span style="font-family: verdana;">dan kupercaya tuk menjaga rahasiaku</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Mengapa?</span><br /><span style="font-family: verdana;">karena ia belum menjadi milikku...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Karena Ia belum menjadi <span style="font-style: italic;">Qowwam</span>ku...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Karena rahasia waktu yang tak dapat di tebak</span><br /><span style="font-family: verdana;">Karena misteri takdir yang dapat di lacak</span><br /><span style="font-family: verdana;">Karena aku... masih dan kan tetap menunggu...</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Dia...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Yang tiba-tiba hadir dalam hidupku</span><br /><span style="font-family: verdana;">Membawa keluarga tercintanya ke Istanaku</span><br /><span style="font-family: verdana;">Mengucap janji terangkai indah tanpa semu</span><br /><span style="font-family: verdana;">Memberi sebuah penantian indah di sisa waktuku</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Yaa Allah...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Teguhkan hati kami...</span><br /><span style="font-family: verdana;">beri kami kekuatan atas segala ujian dan tantangan yang kan kami hadapi...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Teguhkan Azzam kami...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Untuk memenuhi sunnah Rasul-Mu...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Menggenapkan Dien-Mu...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Serta... demi tertunduknya pandangan ini...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Demi perjuangan dakwah ini...</span><br /><span style="font-family: verdana;">dan Demi kemuliaan Dien ini...</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Yaa Allah...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu</span><br /><span style="font-family: verdana;">dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu</span><br /><span style="font-family: verdana;">Serta cinta yang dapat mendekatkan aku kepada cinta-Mu.</span><br /><span style="font-family: verdana;">Apa yang Engkau anugerahkan kepadaku dari apa-apa yang aku cintai,</span><br /><span style="font-family: verdana;">Maka jadikanlah ia sebagai kekuatan bagiku tentang apa yang Engkau cintai,</span><br /><span style="font-family: verdana;">Dan apa-apa yang Engkau singkirkan dariku dari apa-apa yang aku cintai,</span><br /><span style="font-family: verdana;">Maka jadikanlah ia kekosongan bagiku tentang apa yang Engkau cintai.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Yaa Allah...</span><br /><span style="font-family: verdana;">Jadikanlah cintaku kepada-Mu lebih aku cintai daripada diriku,</span><br /><span style="font-family: verdana;">keluargaku dan air yang sejuk/dingin (harta)</span>.<br /><span style="font-family: verdana; font-style: italic;">Amiin... Yaa mujibas sa'iliin...</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-26686090813683477792011-02-08T21:03:00.000-08:002011-02-08T21:32:21.799-08:00Cinta & Derita<div style="text-align: justify;"><a style="font-family: verdana;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW2VNgwzVi3_DhE1lx3sM2IofY2Xc2CDudFK2l-T8JRyR_a5l1BX_SQ2pSQsHf6Em9AwIGiJq0nVl-vAxE4isSckUYXTXrBjOfWrF6qqP2_UOP5iJxmF-4oHFPqDSLne5lOVaclkdh70k/s1600/cinta+dan+derita.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 301px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW2VNgwzVi3_DhE1lx3sM2IofY2Xc2CDudFK2l-T8JRyR_a5l1BX_SQ2pSQsHf6Em9AwIGiJq0nVl-vAxE4isSckUYXTXrBjOfWrF6qqP2_UOP5iJxmF-4oHFPqDSLne5lOVaclkdh70k/s400/cinta+dan+derita.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571556697381409458" border="0" /></a><br /></div><div style="font-style: italic; font-family: verdana; text-align: center;">Saat cinta semakin pudar,<br />Dan hati menjelma serpihan-serpihan kecil saat prahara terjadi.<br />Saat ujian demi ujian-Nya terasa menjadi derita untuk ditanggung sendiri,<br />Dan bahtera rumah tangga semakin oleng saat diterpa badai.<br />Kemanakah kita harus mencari kekuatan agar hati mampu terus bertasbih,<br />dan rumah tangga tetap terjaga keutuhan dan keharmonisannya?!?<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-family:verdana;">Ada apa dengan cinta? Untuk apa kita mencinta dan dicintai? Untuk menjawabnya, mari kita pikirkan sebuah analogi, analogi cinta. Pikirkan tentang sebatang pena. Pena dicipta untuk menulis. Selama ia digunakan untuk menulis, selama itulah pena itu berada dalam keadaan selamat dan berguna. Tetapi sekiranya pena itu digunakan untuk memukul, maka ia akan rusak. Mengapa? Pena akan rusak sekiranya ia disalahgunakan dengan tujuan ia diciptakan. Ia diciptakan untuk menulis, bukan memukul. Pena yang disalahgunakan akan rusak. Apabila rusak, ia akan dibuang ke dalam tong sampah. Ketika itu ia tidak dinamakan pena lagi. Ia dinamakan SAMPAH!</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Begitulah juga cinta. Cinta diciptakan oleh Allah untuk kita beribadah kepada-Nya. Selama cinta berlandaskan dan bertujuan ibadah, yakni selaras dengan tujuan ia diciptakan, maka selama itu cinta itu akan selamat dan bahagia. Sebaliknya, jika cinta itu diarahkan secara bertentangan dengan tujuan ia diciptakan, maka cinta itu akan musnah dan memusnahkan. Keindahan cinta itu akan pudar dan tercela.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Ada sebuah kisah, kisah nyata. (singkatnya) Ketika itu hiduplah pasangan suami-istri dengan perasaan yang hambar dan tawar. Hidup berumah tangga tanpa cinta umpama kapal yang belayar tanpa angin. Keserasiannya mudah retak. Hanya karena kesalahan yang sedikit, perdebatan mudah terjadi. Keadaan rumah tangganya pada waktu itu boleh diumpamakan sebagai “hidup segan, mati tak mau”.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"><span style="font-style: italic;">"Pergi kau dari sini! Aku sudah muak hidup denganmu. Bukannya bahagia yang kudapat, tapi malah derita. Bukannya kamu yang menafkahi keluarga, tapi malah aku. Segera aku belikan surat-surat (maksudnya surat cerai -pen), ceraipun aku tak takut."</span> Kata si istri ke suaminya</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Pagi hari yang cerah, bersama kicau burung yang indah. Tak seindah dan secerah anak mereka yang sudah kelas 3 SMA. Ketika sekolah, konsentrasinya pecah, dan cita-citanya pun mulai tak terarah, saat melihat hubungan orang tuanya yang ibarat telur diujung tanduk. Dan ketika pulang sekolah, ia melihat tidak ada satupun pakaian ayahnya yang ada dilemari baju, itu artinya genderang perceraian benar-benar sudah ditabuh (bukan lagi di luar rumah, tapi) di dalam rumah dengan perginya sang ayah ke rumah asalnya. Ia tidak tahu harus berbuat apa agar orang tuanya bisa harmonis lagi. Pikirannya hampa, dan air matanya terus mengalir. Tanpa berpikir panjang, ia juga mengemasi pakaiannya, berniat pergi juga entah kemana.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Ketika senja mulai terperangkap, waktu itu ibunya sedang keluar, ia pamitan kepada neneknya.</span> <span style="font-family:verdana;"><span style="font-style: italic;">"Nenek, saya pergi dulu. Tolong sampaikan ke ibu, bila mau jemput saya, jemputlah bersama ayah"</span> katanya sambil mengecup kening neneknya yang sedang tidur-tiduran tak bisa mencegah cucunya, hanya air mata mengiringi kepergian si cucu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Hari berganti hari, belum ada tanda-tanda orang tuanya kembali akur. Hanya ibunya sibuk tanya keberadaannya kepada teman-teman sekolahnya. <span style="font-style: italic;">"Kamu ada dimana? Ibumu cari kamu!"</span> tanya salah seorang temannya, ia tak merespon sama sekali. Namun di malam harinya, ia kembali tak habis pikir, kenapa hal ini bisa terjadi setalah punya 3 anak? Kalau memang tidak bahagia, kenapa bisa lahir saya sebagai anak pertama?. Akhirnya dia menulis sepucuk surat dengan satu paragraf (+alamat dimana dia tinggal sementara) kepada Ibunya, dan keesokannya harinya dititipkan ke temannya yang dulu tanya-tanya keberadaannya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Benar juga, malam harinya, setelah siangnya dititipkan ke temannya, Ibunya menjemput. Tapi sayang, ia kecewa karena Ibunya datang sendirian, tanpa ayah. Sebenarnya ia enggan menemui Ibunya, tapi akhirnya dia menemui Ibunya meski terpaksa.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Nak, ayo ikut Ibu jemput bapakmu!" ajak si ibu. Ajakan yang belum terlintas dalam pikirannya setiap malam. Yang dia pikirkan adalah Ibunya menjemputnya bersama ayahnya. Ternyata Allah memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Singkat kata singkat cerita. Akhirnya keluarganya selamat dari kehancuran.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Pertanyaanya, apa isi surat sang anak kepada Ibunya, sehingga Ibu mengajak anaknya untuk menjemput suaminya? si anak menulis: . . .</span><br /><div style="text-align: justify; font-weight: bold;"><blockquote style="font-style: italic;"><span style="font-family:verdana;">Pernikahan adalah sebuah perjuangan kebahagian, ia tidak pernah sempurna tanpa adanya cinta. Dan cinta tidak pernah datang dengan cara mudah datang dari langit. Semuanya harus diperjuangkan. Seringkali cinta itu baru mekar setelah melewati berbagai macam derita. Hingga kita harus tersadar bahwa derita bukanlah musuhnya cinta, tapi derita itu sedang membuat cinta menjadi lebih dewasa.</span></blockquote></div><span style="font-family:verdana;">Sahabat Mutiara Hati . . .<br />Memang, pada usia 40-an dan ke atas, suami istri akan dilanda satu krisis yang dinamakan oleh pakar-pakar psikologi sebagai krisis pertengahan umur. Pada waktu itu hormon testosteron akan berkurang seiring terjadinya beberapa perubahan yang “mengejutkan”.</span><br /><br /><span style=" font-style: italic;font-family:verdana;" >Lelaki Andropaus</span><br /><span style="font-family:verdana;">Kaum lelaki akan mengalami fase andropous yang mengakibat kurang daya rangsangan seks, cepat rasa letih, perubahan emosi seperti cepat marah,cepat merajuk, mudah rasa tertekan dan “mood” yang berubah-ubah. Pada waktu inilah lelaki akan diserang oleh pelbagai rasa yang meresahkan. Antara lain ialah dia mulai merasa tidak bahagia dengan hidup dan gaya hidupnya sendiri.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Manakala secara interpersonal dia mulai merasa bosan dengan individu-individu yang berada di sekelilingnya. Dari sudut kerja dan hobinya, tiba-tiba ada bidang lain yang menarik minatnya. Dia seolah-olah menjadi remaja untuk kali kedua walaupun dalam keadaan tenaga dan upaya semakin menyusut.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Lelaki andropaus juga dilanda penyesalan tentang pilihan-pilihan yang telah dan pernah dibuatnya dalam hidup. Mengapa aku memilih yang ini, tidak yang itu? Sampai pada satu tahap, dia berasa marah dengan istrinya dan rasa terikat dengannya. Dan yang paling mengintimidasi apabila mulai timbul keinginan untuk menjalinkan hubungan baru. Jangan terkejut jika pada usia ini lelaki yang selama ini “aku padamu” pun akan berlaku curang!</span><br /><br /><span style=" font-style: italic;font-family:verdana;" >Wanita Menopaus</span><br /><span style="font-family:verdana;">Bagi kaum wanita pula, mereka akan mengalami fase menopaus. Tahap ini juga melibatkan perubahan fisikal, tingkah laku, emosi dan kejiwaan. Perubahan ini bisa mengarah kepada kebaikan, maupun sebaliknya. Wanita yang mengalami fase ini akan terdorong untuk lebih berdikari dan mandiri. Fokusnya lebih kepada ke-aku-annya. Dia ingin memiliki kemampuan keuangan sendiri, hobi dan objektif sendiri dan pelbagai lagi yang “sendiri”. Pada waktu itu ada wanita yang mengejar kembali atau “impian” semula apa yang tidak dapat dicapainya semasa muda.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Walau apapun krisis yang melanda diri suami dan istri, Islam punya cara untuk menangani krisis pertengahan umur. Islam adalah agama fitrah yang mampu menghadapi perubahan dalam fitrah kehidupan berumah tangga. Selagi berpegang kepada aqidah, syariat dan akhlak islamiah lelaki andropaus dan wanita menopaus akan dapat mengawali perubahan biologi maupun psikologi ke arah kebaikan.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Hakikatnya, siapa kita sewaktu tua direflesikan oleh masa muda kita. Jika cinta kita dibina atas tujuan beribadah, maka tujuan itu mampu mempertahankan kita daripada landaan godaan, cobaan dan masalah yang datang bersama krisis pertengahan umur. Jika pangkal jalan kita benar, betul dan kukuh maka mudahlah kita kembali ke pangkal jalan itu apabila dirasakan ada yang 'tersesat' di pertengahan jalan kehidupan itu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Suami andropaus dan istri menopaus hakikatnya diuji dengan keegoan (ketakaburan). Sama-sama ego. Cuma biasanya ego lelaki lebih terserlah, manakala ego wanita lebih tersembunyi. Ego itulah yang menyebabkan suami merasakan dirinya lebih baik, gagah dan berupaya sehingga mula menjalinkan hubungan dengan wanita lain. Ego itulah yang menyebabkan istri mulai merasa kuat dan mampu melalui kehidupan tanpa bersandar lagi kepada pandangan dan pimpinan suami. Dan ego itulah juga yang menyebabkan kedua-duanya melakukan aktivitas atau tindakan yang bertentangan dengan syariat.</span><br /><br /><span style=" font-style: italic;font-family:verdana;" >Penyakit Ego</span><br /><span style="font-family:verdana;">Ego dengan manusia bertolak dari ego kepada Allah. Orang yang besar diri sebenarnya tidak mengenal kebesaran Allah. Jika Allah “dibesarkan” dalam dirinya, niscaya terasa kerdillah diri dan dengan itu seseorang manusia akan mudah berhubungan dengan manusia lain. Mengenal Allah juga akan membuahkan rasa cinta kepada-Nya. Dan cinta kepada Allah itulah sumber cinta kita sesama manusia. Gugurlah tiga ciri ego – merasa diri lebih baik, memandang hina orang lain dan menolak kebenaran dari diri suami dan istri. Dan dengan begitu, mudahlah mereka berdua menghadapi krisis pertengahan umur.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Jadi, sangat penting dijaga niat dalam membina cinta dalam rumah tangga. Ia hakikatnya satu hijrah dari alam bujang ke alam pernikahan dan hijrah itu mestilah didorong oleh niat yang baik, benar dan betul. Berniatlah nikah hanya karena Allah, karena itulah pangkal jalan yang dapat kita susuri kembali apabila bertemu dengan masalah dalam kehidupan berumah tangga pada awal, pertengahan atau di ujung nanti. Ingatlah pesan Rasulullah saw. bahwa seseorang akan mendapat ganjaran atau balasan mengikut apa yang diniatkannya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Bagaimana pula dengan pasangan yang telah terlanjur? Maksudnya, mereka yang menikah tanpa sedikit pun terniat karena Allah? Yang menikah hanya atas dorongan fitrah dan dilangsungkan atas dasar adat bukan ibadat? Perlu diingat, tidak ada istilah terlambat dalam melakukan satu kebaikan. Selagi ada nyawa di badan, maka selagi itulah kita mampu membetulkan atau memperbaharui niat dalam pernikahan. Bertaubatlah atas niat yang salah dan sebagai gantinya, binalah niat baru yang lebih benar dan jitu.</span><br /><br /><span style=" font-style: italic;font-family:verdana;" >Gelanggang Ibadah</span><br /><span style="font-family:verdana;">Katakan pada diri bahwa rumah tangga ini pada hakikatnya ialah gelanggang untukku dan pasanganku serta seluruh anggota keluargaku untuk beribadah kepada Allah. Selagi semua anggota keluarga beribadah dan rumah tangga dijadikan gelanggang ibadah, maka akan wujudlah ketenangan, kemesraan dan kasih sayang sesama mereka. Apalagi keluarga yang dibangun adalah keluarga pengemban Dakwah!</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Katakan juga bahwa rumah tanggaku akan hancur sekiranya ia tidak lagi menjadi gelanggang ibadah buat seluruh anggota keluargaku. Aku, belahan jiwaku dan anak-anak yang berperilaku bertentangan dengan tujuan kami diciptakan akan merobohkan syurga yang indah ini.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Memang pada awal rumah tangga dibina segalanya akan nampak indah. Ini karena segala-galanya terbina di atas fitrah… Maksudnya semua manusia secara fitrahnya (instink) inginkan cinta. Seorang lelaki inginkan kasih sayang seorang istri dan begitulah sebaliknya. Tetapi cinta yang berasaskan fitrah saja tidak cukup untuk mempertahankan keharmonisan dalam sebuah rumah tangga.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Fitrah perlukan syariat. Syariat itu ialah peraturan Allah. Melaksanakan syariat itulah ibadah. Syariatlah yang mengatur, menyubur dan mengawal fitrah. Allah yang mengaruniakan cinta dan Allah jualah yang menurunkan syariat untuk mengawal dan menyuburkannya. Jika tidak, cinta akan tandus. Kasih akan pupus. Sama ada dalam diri lelaki andropaus maupun wanita menopaus.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Ingatlah bahwa cinta itu adalah rasa. Ia tidak terbina oleh urat, daging dan tulang. Tetapi ia rasa yang terbina di hati. Di daerah rasa, tidak ada tua atau muda. Tidak ada permulaan, pertengahan atau pengakhiran. Di hati yang beriman, tetap ada cinta. Cinta tetap muda walaupun yang usia telah tua… justru cinta itulah yang membentuk hati yang sejahtera, bekal kita ke alam syurga!</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-32843422650959218032011-02-06T19:57:00.000-08:002011-02-06T21:39:50.040-08:00Wanita (juga) Punya Selera<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" style="FONT-FAMILY: arial" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqwjKi10X7kusq-Rz1epCzMpPYtRDtKERIuiQpyh5pZ1eo7V-4K94rl970u4N2So-Fxv4gdf0L_sjrm1dbhB3TycfyD6Ynis0QU30W8Igu3k3L2B5dp82Jm4LmpD60FT8WKzbCYkeAiWk/s1600/181020091990.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5570795224147198034" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 300px; CURSOR: pointer; HEIGHT: 225px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqwjKi10X7kusq-Rz1epCzMpPYtRDtKERIuiQpyh5pZ1eo7V-4K94rl970u4N2So-Fxv4gdf0L_sjrm1dbhB3TycfyD6Ynis0QU30W8Igu3k3L2B5dp82Jm4LmpD60FT8WKzbCYkeAiWk/s400/181020091990.jpg" border="0" /></a><br /><div style="FONT-STYLE: italic; FONT-FAMILY: arial; TEXT-ALIGN: center">Untuk mereka para hamilud dakwah tapi masih gelisah<br />Untuk mereka yang setengah hidup istiqamah tapi masih gundah<br />Untuk mereka para pejuang syariah-khilafah tapi belum nikah<br /></div><br /><div style="TEXT-ALIGN: justify;font-family:arial;" >Jangankan lelaki biasa, nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka, hati, pikiran, perasaan lelaki akan resah. Masih mencari walaupun sudah ada segala- galanya. Apalagi yang tidak ada di surga?, namun nabi Adam as. tetap merindukan Belahan Jiwa.<br /><br />Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, istri atau puteri. Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki, tetapi kalau lelaki sendiri yang tidak lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka. Sehingga tak logis pula bila tulang yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus, maksudnya adalah bila 'wanita tidak lurus' (tidak shalihah) melahirkan anak-anak, mereka tidak akan (bisa) mendidiknya menjadi anak-anak shalih-shalihah. Maka wajar bila wanita sejati (juga) punya selera dalam menerima sesosok lelaki yang akan menjadi imamnya.<br /><br />Dalam hal ini saya teringat episode cantik dalam sejarah manusia, seorang wanita yang rela menukar cinta dan hatinya dengan Islam sebagai maharnya. Tatkala Rumaisha binti Milhan dengan suara lantang menjawab pinangan Abu Thalhah, seorang terpandang, kaya raya, dermawan dan ksatria: <span style="FONT-WEIGHT: bold; FONT-STYLE: italic">"Kusaksikan kepada engkau, hai Abu Thalhah, kusaksikan kepada Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya jika engkau Islam, aku rela engkau menjadi suamiku tanpa emas dan perak. Cukuplah Islam itu menjadi mahar bagiku !"</span>. Akhirnya tinta emas sejarah mencatatnya sebagai seorang ummu Sulaim yang mendidik anaknya, Anas bin Malik dan dirinya sebagai perawi hadits Rasulullah. Dikenal sebagai wanita yang ikut terjun langsung dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah. Dialah yang memberi pertolongan kepada para prajurit muslim dengan memberi makanan dan minuman, serta merawat mereka yang terluka. Bahkan bersama Abu Thalhah suaminya (hingga suaminya menjadi syahid), ia pernah bertempur langsung merebut senjata musuh untuk membentengi Rasulullah saw. <span style="FONT-STYLE: italic">Subhanallah...</span><span style="FONT-STYLE: italic"> </span><span style="FONT-STYLE: italic">Allahu Akbar...</span><br /></div><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Malam ramah tak terjamah rasa</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Heningpun seakan beraroma</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Bersahut salam dingin menyapa</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Berdenyut nadi ke ujung gemigil kata</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Hantarkan kita mengingat semua</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Penggal – penggal cerita dipilar kisah agung akannya</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Sosok Rumaisha yang menukar cinta dengan Agama</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Sosok Sumayyah yang menggadai nyawa dengan surga</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Sosok Khadijah yang memilih Muhammad karena integritasnya</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Dan sosok-sosok agung yang tak terlupa</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Wanita (juga) punya selera</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Bukan Harta-Tahta, tetapi Agama dengan segala loyalitasnya</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic;font-family:verdana;" >Bukan Raga-Rupa, tetapi Surga dengan segala konsekuensinya</span><br /><div style="TEXT-ALIGN: justify;font-family:arial;" ><blockquote><span style="FONT-STYLE: italic">"Allahumma inni as-aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal ‘amala alladzi yubalighuni ilaa hubbika. Allahummaj’al habbaka ahabbu ilayya min nafsii wa ahlii waminal maail baarid"</span><br />(Yaa Allah... Sesungguhnya aku memohon cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan amal yang menyampaikanku pada cinta-Mu. Yaa Allah... Jadikanlah cintaku kepada-Mu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku dan air yang sejuk/dingin (harta).<br /><div style="TEXT-ALIGN: right">(HR. Imam Tirmidzi)</div></blockquote></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-85487512753840208942011-02-01T20:38:00.000-08:002011-02-01T20:47:29.034-08:00Jikalau Pada Akhirnya...<div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMjJ-oPwVXT8vRReKcOXZ1w4LfxURbgHfLuGZBzkXZu46qsZPG5RsQoNfVPr0goaRFsbBPznXplseldqRg9O_0our2nI4fEqcCs8cc-cXOxgv7ScDHLv1g0iUq1OuTQQs3aNqEK-Y0ixw/s1600/aku.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 270px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMjJ-oPwVXT8vRReKcOXZ1w4LfxURbgHfLuGZBzkXZu46qsZPG5RsQoNfVPr0goaRFsbBPznXplseldqRg9O_0our2nI4fEqcCs8cc-cXOxgv7ScDHLv1g0iUq1OuTQQs3aNqEK-Y0ixw/s400/aku.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5568948025401372418" border="0" /></a><br />Siangku muram, dibatas cakrawala pertama yang kian tenggelam. Beratap awan menghitam. Menghantar hati pada rasa yang kian dalam. Begitu dalam. Buatku terdiam berucap memendam. Membisu selayak pualam. Disisi lentera yang perlahan padam. Disisi kelamnya malam, bergetar rasaku dalam diam. Dalam sesal yang kian mencekam. Dalam kecewanya yang kian menghujam. Dalam rasa tak percaya yang kian menghantam. Realita menyungkurkanku pada lembah tak bertuan. Semua karena kesalahan yang tak seharusnya kulakukan. Semua karena kegagalan yang tak segera kubuat pelajaran. Semua karena penyesalan yang seharusnya lebih dulu kurasakan.<br /><br />Tersarukku kini dalam luka. Terperih akan tiap tetes matanya. Membenci diri tiada terkata. Semua menyisakan tanya. Mengapa? Tanpa ada jawab walau sepatah. Semua menyisakan tanda. Inikah saya? Seonggok sukma kecil hina. Hanya seuntai harapan yang kini ada. Bergelanyut pada kasih sayang-Nya. Berharap semua kan segera sirna. Kembali hanya pada untaian kata, Hidup Mulia atau Hidup Bahagia!. Dan kembali menggores kata dalam pena, yang penuh tinta, yang banyak memeras air mata. Untuk berbagi Mutiara hidup yang bermakna.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Jikalau derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,</span><br /><span style="font-style: italic;">Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang masa.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Jikalau kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Maka mengapa tidak dinikmati saja,</span><br /><span style="font-style: italic;">Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Jikalau luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,</span><br /><span style="font-style: italic;">Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Jikalau kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,</span><br /><span style="font-style: italic;">Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Jikalau kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Sedang taubat itu lebih mulia.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Jikalau harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Maka mengapa mesti kikir pada sesama,</span><br /><span style="font-style: italic;">Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Jikalau kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,</span><br /><span style="font-style: italic;">Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Jikalau bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Maka mengapa mesti egois merasakannya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Jikalau hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,</span><br /><span style="font-style: italic;">Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,</span><br /><span style="font-style: italic;">Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.</span><br /><br />Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari biasa yang binasa, pada suatu ketika yang telah lama dan akan kita ketahui. Ketika semua telah menjadi masa lalu. Aku ingin ada di antara mereka. Yang bertelekan di atas permadani, sambil bercengkerama dengan tetangganya. Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu, hingga mereka mendapat anugerah itu.<br /><br />[(Duhai sahabat, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusaha senantiasa bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung kuku, di banding segala nikmat yang kuterima di sini) -o-<br />(Wahai sahabat, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulang lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya seluas alam raya, hingga sekarang aku berbahagia)]<br /><br />Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari biasa yang binasa, pada suatu ketika yang telah lama dan akan kita ketahui. Ketika semua telah menjadi masa lalu. Aku tak ingin ada di antara mereka. Yang berpeluh darah dan berkeluh kesah: Andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.<br /><br />[(Duhai...! harta yang dahulu kukumpulkan sepenuh raga, ilmu yang kukejar setinggi langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak kubuat menjadi amal jariyah yang dapat menyelamatkanku kini?) -o-<br />(Duhai...! nestapa, kecewa, dan luka yang dulu kujalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding sengsara yang harus kuarungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar meski hanya sedikit jua?)]<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-21729523634082121062011-01-26T20:56:00.000-08:002011-01-26T21:32:45.510-08:00Semangat Cinta<div style="text-align: center; font-family: verdana;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3GiBxolo6Z3wtb8DIKkFpTnhyphenhyphennI6RRrlQYS4BSqvGFjsuDU4C6VkejrwcJ4Mkr9aVuhiTihAc3rP6E4FvH511TH1wL3xGG-uqTG1c4WGKNGuoE0t6CEIrfTj8pl3nsaVv1F1RrebRr8c/s1600/Cinta.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 267px; height: 297px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3GiBxolo6Z3wtb8DIKkFpTnhyphenhyphennI6RRrlQYS4BSqvGFjsuDU4C6VkejrwcJ4Mkr9aVuhiTihAc3rP6E4FvH511TH1wL3xGG-uqTG1c4WGKNGuoE0t6CEIrfTj8pl3nsaVv1F1RrebRr8c/s400/Cinta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5566729485950464130" border="0" /></a><br />...Semangat Lagi Cinta...<br />Guguran bayu masih membasah buana<br />Seperti raga<br />Memberi rasa berbeda<br />Di episode awal cerita<br />Mutiara Hati, Mutiara Cinta<br />Indahnya…<br />Membuat kita sekejap terlena<br />Membayangkan dalam kata<br />Mengimpikan dalam cerita<br /><br />...Semangat Lagi Cinta...<br />Sudahkah dalam pelukannya,<br />Embun Mutiara Hati ingin kembali menyapa.<br />Sudahkah dalam merdunya,<br />Pipit mungil bersalam penuh irama.<br />Sudahkah dalam suryanya,<br />Mentari haturkan hangatnya,<br />Menyambutmu dengan hari penuh rasa,<br />Bertabur cinta...<br />Di kota harapan beribu bunga,<br />Surga...<br /><br />...Semangat Lagi Cinta...<br />Cinta kan selalu ada<br />Ditiap awal kita membuka mata<br />Ditiap akhir kita menutup masa<br />Karena cinta hal terindah yang pernah ada<br />Yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta<br />Kepada kita, umat manusia<br />Kepada mereka, bangsa flora dan fauna<br />Bagai kata dengan awal yang sempurna<br />Bagai cerita dengan akhir yang bahagia<br />Cinta, satu kata sejuta makna.<br />Cinta, satu frasa sejuta rasa.<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-54311924573756206692010-12-07T22:04:00.000-08:002010-12-07T22:23:59.724-08:00Ummu Syuhada'<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWfuVqdltVLHeY7slCWE-7wTUcOi_8iyTeZz1etgUNyQz-t5k3k5AJk3_q6GwjugXJvD6rEoMuurVJKQnkN_2qq6HmJirRij_8996Z1OFBY5ZNltw8udRMAGX-ryDOd-Qs6cxtCFCY52o/s1600/kartun-muslim.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 246px; height: 270px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWfuVqdltVLHeY7slCWE-7wTUcOi_8iyTeZz1etgUNyQz-t5k3k5AJk3_q6GwjugXJvD6rEoMuurVJKQnkN_2qq6HmJirRij_8996Z1OFBY5ZNltw8udRMAGX-ryDOd-Qs6cxtCFCY52o/s400/kartun-muslim.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5548193002918991506" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; font-family: verdana;">Ada pepatah yang tak asing di telinga kita: <em>Di belakang tokoh mulia, pasti ada wanita mulia</em>. Al-Khansa’ bin Amr, sosok wanita mulia itu, adalah salah satunya. <em>Shahabiyah</em> (sahabat wanita Rasulullah saw.) ini sukses mengantarkan keempat putranya menjadi mujahid sejati, hingga mereka meraih kedudukan paling mulia: menjadi syuhada. </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Al-Khansa’ adalah penyair wanita pertama dan utama. Ia penyair dua zaman: zaman Jahiliah dan zaman Islam. Para sejarahwan sepakat bahwa sejarah tak pernah mengenal wanita yang lebih jago bersyair daripada al-Khansa’, sebelum maupun sepeninggal dirinya.</p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Tatkala mendengar dakwah Islam, al-Khansa’ datang bersama kaumnya, Bani Sulaim,<span> </span>menghadap Rasulullah saw. dan menyatakan keislaman mereka.</p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa al-Khansa’ dan keempat putranya ikut serta dalam Perang al-Qadisiyyah. Menjelang malam pertama mereka di al-Qadisiyyah, al-Khansa’ berwasiat kepada putra-putranya:</p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru"> </p><p style="text-align: justify; font-family: verdana;font-family:verdana;" class="ayat"><span style="">Anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah Yang tiada tuhan yang <em>haq</em> selain Dia. Kalian adalah putra dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putra dari wanita yang satu. Aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan paman kalian, juga nenek moyang kalian dan tak pernah menyamarkan nasab kalian.</span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;font-family:verdana;" class="p-masuksatutab"><span style="">Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir. Ketahuilah, negeri akhirat yang kekal jauh lebih baik daripada dunia yang fana ini. Allah <em>‘Azza wa Jalla</em> berfirman: <em>Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaran kalian, tetaplah bersiap siaga<span> </span>dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung</em> (TQS Ali Imran [2]: 200).</span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;font-family:verdana;" class="p-masuksatutab"><span style="">Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan atas musuh kalian dari Ilahi.</span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;font-family:verdana;" class="p-masuksatutab"><span style="">Jika pertempuran mulai sengit dan api peperangan mulai menyala, terjunlah kalian ke jantung musuh, dan habisi pemimpin mereka saat perang tengah berkecamuk. Mudah-mudahan kalian meraih <em>ghanimah</em> dan kemuliaan di negeri yang kekal dan penuh kenikmatan..</span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru"> </p><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Terdorong oleh nasihat ibunya, esoknya keempat putranya maju ke medan perang dan tampil dengan gagah berani. Mereka bangkit demi mewujudkan impian sang ibunda. Tatkala fajar menyingsing, majulah keempat putranya menuju kamp-kamp musuh. Sesaat kemudian, dengan pedang terhunus, anak pertama memulai serangannya sambil bersyair: <em>Saudaraku, ingatlah pesan ibumu/tatkala di waktu malam menasihatimu/Nasihatnya sungguh jelas dan tegas: majulah dengan geram dan wajah muram/ Yang kalian hadapi hanyalah anjing-anjing Sasan/yang mengaum geram/Mereka telah yakin akan kehancurannya/maka pilihlah kehidupan tenteram/atau kematian penuh keberuntungan.</em></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Ibarat anak panah, anak pertama melesat ke tengah-tengah musuh dan berperang mati-matian hingga akhirnya gugur sebagai syuhada.</p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Berikutnya, giliran anak kedua maju menyerang sembari melantunkan syair: <em>Ibunda, wanita hebat dan tabah/pendapatnya sungguh tepat dan penuh hikmah/Ia perintah kita dengan cahaya/sebagai nasihat tulus bagi putranya/Majulah tanpa pusingkan jumlah mereka/dan raihlah kemenangan nyata/atau kematian mulia di Surga Firdaus yang kekal selamanya.</em></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Kemudian ia bertempur hingga titik darah penghabisan, menyusul saudaranya ke alam baka, menjadi syuhada.</p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Selanjutnya anak ketiga ambil bagian. Ia maju mengikuti jejak saudaranya, seraya bersyair:<em> Demi Allah, takkan kudurhakai perintah ibunda/perintah yang sarat kasih dan cinta/Sebagai bakti nan tulus dan kejujuran/majulah dengan gagah ke medan perang/hingga pasukan Kisra tunggang-langgang/atau biarkan mereka terang/bagaimana cara berjuang/Jangan mundur karena itu tanda pecundang/raihlah kemenangan meski maut menghadang.</em></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Kemudian ia terus bertempur hingga terbunuh sebagai syuhada.</p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Tibalah giliran anak terakhir yang menyerang. Ia maju seraya melantunkan syair: <em>Aku bukanlah anak al-Khansa’ maupun Akhram/tidak juga Amr atau leluhur mulia/Jika tak menghalau pasukan Ajam/melawan bahaya dan menyibak barisan tentara/Demi kemenangan yang menanti dan kejayaan/ataukah kematian di jalan yang lebih mulia.</em></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Ia lalu bertempur habis-habisan. Akhirnya, ia pun gugur, juga sebagai syuhada.</p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Tatkala mendengar keempat putranya gugur sebagai syudaha, al-Khansa’ malah dengan tenang berkata, “Segala pujian milik Allah Yang telah memuliakanku dengan kesyahidan mereka. Aku berharap kepada Allah agar Dia mengumpulkan aku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya.” (Lihat: <em>Al-Isti’ab fi Ma’rifah al-Ashhab</em>, II/90-91. Lihat juga: <em>Nisa’ Hawl ar-Rasul</em>).</p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru"> </p><p style="text-align: center;font-family:verdana;" class="aa-centerdiagram"><span style="">*****</span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Tentu, lahirnya para mujahid dan para syuhada tak mungkin tiba-tiba. Mereka tercipta melalui proses pendidikan serta pembinaan yang amat panjang, yang penuh dengan kesungguhan dan pengorbanan. Tak lupa, mereka juga adalah produk dari sebuah keteladanan. Al-Khansa’ adalah seorang mujahidah. Wajar jika dari rahimnya lahir pula para mujahid. Wajar pula jika seorang ulama (seperti Imam Syafii) lahir dari ibunda yang juga ulama. Juga wajar jika seorang pengemban dakwah dan pejuang Islam sejati lahir dari ibunda yang sama: ibunda pengemban dakwah dan pejuang Islam sejati. Sudahkah sosok itu ada dalam diri para orangtua, khususnya para ibunda? Jika belum, mungkinkah akan lahir generasi pengemban dakwah dan pejuang Islam sejati; atau akan lahir generasi para ulama besar seperti Imam Syafii; atau akan lahir generasi para syuhada, sebagaimana halnya putra-putra al-Khansa’?</p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: verdana;" class="baru">Semoga kita sebagai orangtua, khususnya para ibunda, bisa seperti al-Khansa’: menjadi <em>ummu syuhada’</em> (ibunda para syuhada). Amin...</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3729002123467652570.post-88734421468003576292010-12-06T18:14:00.000-08:002010-12-06T18:47:11.390-08:00Tentang Dia...<div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ115n4hNHPnaMPQ5f7hKnydNvHzCMlurRnbasfZNQOPSItwYYBI0m0lI8zcMXi09PYMVA4-x_QNp22mCfWkfaZwCsFRbdCKE3UZDsPa4peA33RoFYntkoO7qctK-ofXVf8vSk3hV0i-k/s1600/masa.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ115n4hNHPnaMPQ5f7hKnydNvHzCMlurRnbasfZNQOPSItwYYBI0m0lI8zcMXi09PYMVA4-x_QNp22mCfWkfaZwCsFRbdCKE3UZDsPa4peA33RoFYntkoO7qctK-ofXVf8vSk3hV0i-k/s400/masa.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5547760602164337170" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center; font-style: italic;">Sebuah cerita untuk dunia<br />Dari balik rangkai kata<br />Dari sebongkah hati berbalut suka<br />Dari segurat wajah berbalut ceria<br />Dari seulas bibir berbalut senyum canda<br />Akan dia di beranda masa<br />Membawa warna dalam setiap realita<br /><br />Dia...<br />Yang terhadirkan sebagai masa<br />Dari berputih merah hingga berbalut kata dewasa<br />Bahkan mungkin juga kata menua<br />Hiasi jejak-jejak yang telah tercipta<br /><br />Dia...<br />Bunga yang merasuk sukma<br />Menjaga hati di pelataran nirwana<br />Bulir hujan yang menetes selayak mutiara<br />Terbungkus rapi dalam kado asa<br /><br />Dia...<br />Hamparan pantai berpasir<br />Kanvas rasa yang tiada akhir<br />Figura hidup yang terus bergulir<br /><br />Dia...<br />Setangkai purnama yang bercahaya<br />Dihari yang berpagi buta<br />Dihati orang-orang terkasihnya<br /><br />Dia...<br />Yang selalu setia bertanya<br />Apa darinya yang sekarang beda<br />Apa yang telah dilakukan demi Agama-Nya<br />Tinta emas apa yang telah ditorehkan dalam setiap sketsa<br />Dan yang sering terlupakan oleh kita<br />Dia... adalah waktu yang tersisa buat kita<br /></div><br />Sahabat Mutiara Hati yang diberi kesempatan emas oleh Allah untuk menapakkan masa asa di Tahun Baru 1432 H ini, saya ingin mengajak sahabat kembali memahami dan menyingkap misteri waktu, dengan harapan timbul dan tumbuh Semangat Baru pada diri kita. Pertama-tama, saya ingin mengingatkan sahabat bahwa persoalan tentang waktu telah menarik perhatian berbagai ahli dari berbagai kalangan; dari para ilmuwan hingga para pujangga. Waktu seakan-akan tidak ada habis-habisnya untuk dibicarakan dan dibahas, padahal membicarakan dan membahas tentang waktu itu membutuhkan dan memakan waktu itu sendiri, termasuk ketika saya menulis Mutiara ini dan tatkala sahabat membacanya. Apabila di momen Tahun Baru 1432 H kali ini saya kembali mengajak sahabat untuk membahas soal waktu, maka ini saya lakukan dalam konteks bagaimana seharusnya kita tidak menyia-nyiakan waktu, sebab ketika waktu telah disia-siakan, maka dia tidak akan pernah kembali, dan yang tersisa pada kita hanyalah penyesalan belaka.<br /><br />Salah satu bentuk penyia-nyiaan waktu adalah menunda-nunda pekerjaan. Orang yang menunda-nunda pekerjaan menganggap bahwa dia masih memiliki cukup waktu untuk mengerjakan apa yang ditunda-tundanya itu. Dia merasa masih memiliki waktu, dan dia merasa bahwa dia masih bisa mengelola waktu.<br /><br />Memang, ketika kita kemarin-kemarin itu telah sering menunda-nunda pekerjaan, ada banyak peluang dan kesempatan bagi kita untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah kita tunda-tunda tersebut. Dengan kata lain, ketika sebuah urusan itu ditunda, bisa jadi memang masih ada kesempatan dan peluang untuk mengerjakannya kemudian.<br /><br />Hal yang harus kita renungkan, tidak semua peluang dan kesempatan itu selalu datang pada kita. Sudah banyak tangis dan air mata penyesalan yang ditumpahkan karena telah mengabaikan kesempatan dan peluang yang telah ada dan menganggap bahwa peluang dan kesempatan tersebut akan datang lagi. Jikalau kita termasuk orang yang suka menunda-nunda pekerjaan, percayalah bahwa kita tengah menggali lubang penyesalan buat kita sendiri.<br /><br />Kita mungkin akan berkata, <span style="font-style: italic;">"Ah, yang saya tunda-tunda itu kan pekerjaan ringan. Nggak terlalu penting untuk dikerjakan segera?"</span> Kita benar jikalau kita berkata begitu. Kita adalah seperti kebanyakan orang yang suka meremehkan pekerjaan-pekerjaan ringan, sederhana, atau sepele, sehingga menganggap pekerjaan itu tidak penting untuk segera dikerjakan. Jikalau kita demikian, kita juga tengah tidak menyadari bahwa tertundanya pekerjaan-pekerjaan yang berat, kompleks, dan musykil juga diawali dengan menunda pekerjaan ringan, sederhana, dan sepele. Barang siapa suka menyepelekan hal-hal remeh, maka suatu ketika dia akan menyepelekan pekerjaan yang tidak remeh.<br /><br />Maka, tundalah urusan-urusan kita yang kita anggap kecil dan sepele, kita akan terdorong untuk menunda-nunda urusan yang besar dan tidak sepele. Lakukanlah hal ini jikalau kita ingin menyesal!<br /><br />Sungguh, semua urusan itu berkaitan dengan waktu, dan memanfaatkan waktu yang ada adalah cara satu-satunya mengisi waktu dengan benar. Dengan tidak menyia-nyiakan waktu sedikit pun, berarti kita telah menggunakan waktu kita untuk menyelesaikan setiap urusan kita.<br /><br />Sahabat, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang untuk memulai hidup yang baik. Kita tidak perlu untuk menciptakan ulang kehidupan kita di waktu yang sudah lewat. Mulailah meskipun hanya dengan satu langkah, yang penting kita memulai, dan jangan ditunda untuk besok.</span> Pergunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Belajarlah pada orang-orang yang telah menyia-nyiakan banyak waktu dalam hidupnya. Belajar pulalah pada orang-orang yang telah menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Jangan mengabaikan setiap urusan kita, walau urusan itu sangat sepele dan sederhana. Dan jangan pernah merasa masih ada waktu sehingga kita melewati waktu yang ada dengan percuma, apalagi dengan melakukan maksiat. Agar Semangat Baru semakin cepat bin pesat timbul dan tumbuh, adakalanya sahabat menyimak dan merenungkan SMS yang dikirim ke saya oleh seorang guru saya tadi pagi:<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Teruslah bergerak, hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu.</span><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Teruslah berlari, hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu.</span><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Teruslah berjalan, hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu.</span><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Teruslah bertahan, hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu.</span><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Tetaplah berjaga, hingga KELESUAN itu LESU menemanimu.</span><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Berhijrahlah dengan sebenar-benar hijrah.<br /></span><div style="text-align: left;"><br /><br /><div style="text-align: right;">-Semangat Tahun Baru 1432 H with Love-<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;"></span></span></span><br /><br />Mutiara Hati<br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;"></span></span></span></div><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;"></span></span></span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span></div></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0