Dua Sejoli: Adam dan Hawa

Mutiara ini adalah kisah cinta sejati yang tak kalah melegenda dari sekedar kisah cinta picisan Julius Caesar, kaisar Romawi yang rela kehilangan kehormatan, kesetiaan dan bahkan negaranya demi si Ratu Penggoda:Cleopatra. Atau kisah tentang pemuda bernama Romeo, demi seorang wanita yang bernama Juliet, rela kehilangan keluarga, dan tentu saja nyawa. Atau kisah Rama dan Shinta dalam legenda Bharatayudha. Kisah cinta ini jauh lebih agung dari kisah-kisah cinta picisan yang hanya sekedar untuk menghamba pada nafsu birahi, kisah cinta ini menjadi cikal bakal peradaban yang beradab nan mulia, kisah cinta yang berawal dari kisah cinta antara kakek-nenek moyang kita yaitu Adam as dan Sayyidah Hawa hingga kisah cinta penulis sendiri yang insyaALLAH menggugah dan menginspirasi. Afwan, saya bukanlah seorang sejarawan, bukanlah seorang cerpenis, apalagi novelis. Oleh karena itu, bila bahasa dalam kisah cintanya kurang menarik, atau saya salah mengutip atau meriwayatkan sebuah kisah, atau bahkan mutiara ini tak berkenan. Saya mohon maaf, ini saatnya saya untuk dikritisi.

1. Adam as dan Hawa

Setelah penciptaan Adam as, kemudian penciptaan lawan jenisnya. Mulailah rasa cinta itu masuk ke dalam hati Adam as. Bagaimana tidak! Yang dicintai Adam as adalah makhluk paling indah yang ada waktu itu, Allah telah memakaikan tujuh puluh perhiasan surgawi padanya. Makhluk itu adalah Hawa, Bunda kaum wanita.

“Siapakah engkau?!?”, tanya Adam as.
“Aku diciptakan Allah untukmu?”, jawab Hawa.
“Kalau begitu kemarilah !”, ajak Adam as.
“Tidak, engkaulah yang kesini.” Hawa menyahut.

Adam bangkit mendekatinya. Lalu Allah berfirman, “Hai Adam, bersabarlah! Ia belum halal sebelum engkau menikahinya”. Kemudian Allah menitahkan segenap penghuni surga untuk menghias surga serta mempersiapkan aneka hidangan untuk memeriahkan acara pernikahan Adam dengan calon isterinya. Para malaikat langit berkumpul di bawah pohon Thuba. Kemudian Allah menikahkan mereka berdua,

“Segala puji hanya bagi-Ku. Keagungan adalah pakaian-Ku. Kebanggaan diri adalah selendang-Ku. Keindahan adalah wajah-Ku. Kelembutan adalah perhiasan-Ku. Makhluk-makhluk adalah abdi-Ku. Dan pernikahan adalah bagian dari rahasia-Ku. Aku nikahkan Adam dan calon istrinya, dan Ku jadikan para malaikat dan para penghuni surga sebagai saksi”.

Adam bertanya, “Yaa Tuhanku, apa mas kawin yang harus kuberikan kepadanya? Apakah emas, perak atau intan kumala?”.
“Bukan”, jawab Rabul Izzati
“Kalau begitu, apa?”
“Mas kawinmu adalah membaca shalawat sepuluh kali kepada Rasul-Ku, Muhammad, penutup para Rasul dan penghulu sekalian Nabi”.

Dan, Cinta Adam dan Hawa pun bertasbih. Wallahu a’lam bish shawab…

bersambung... (Musa as dan Syafura binti Syu'aib as)
0 Responses

Posting Komentar

  • Berlangganan

    Sahabat yang ingin mutiara-mutiara ini langsung terkirim ke Email Sahabat, silahkan masukkan Email disini:

    Kacamata Dunia

    free counters