Sebuah cerita untuk dunia
Dari balik rangkai kata
Dari sebongkah hati berbalut suka
Dari segurat wajah berbalut ceria
Dari seulas bibir berbalut senyum canda
Akan dia di beranda masa
Membawa warna dalam setiap realita
Dia...
Yang terhadirkan sebagai masa
Dari berputih merah hingga berbalut kata dewasa
Bahkan mungkin juga kata menua
Hiasi jejak-jejak yang telah tercipta
Dia...
Bunga yang merasuk sukma
Menjaga hati di pelataran nirwana
Bulir hujan yang menetes selayak mutiara
Terbungkus rapi dalam kado asa
Dia...
Hamparan pantai berpasir
Kanvas rasa yang tiada akhir
Figura hidup yang terus bergulir
Dia...
Setangkai purnama yang bercahaya
Dihari yang berpagi buta
Dihati orang-orang terkasihnya
Dia...
Yang selalu setia bertanya
Apa darinya yang sekarang beda
Apa yang telah dilakukan demi Agama-Nya
Tinta emas apa yang telah ditorehkan dalam setiap sketsa
Dan yang sering terlupakan oleh kita
Dia... adalah waktu yang tersisa buat kita
Dari balik rangkai kata
Dari sebongkah hati berbalut suka
Dari segurat wajah berbalut ceria
Dari seulas bibir berbalut senyum canda
Akan dia di beranda masa
Membawa warna dalam setiap realita
Dia...
Yang terhadirkan sebagai masa
Dari berputih merah hingga berbalut kata dewasa
Bahkan mungkin juga kata menua
Hiasi jejak-jejak yang telah tercipta
Dia...
Bunga yang merasuk sukma
Menjaga hati di pelataran nirwana
Bulir hujan yang menetes selayak mutiara
Terbungkus rapi dalam kado asa
Dia...
Hamparan pantai berpasir
Kanvas rasa yang tiada akhir
Figura hidup yang terus bergulir
Dia...
Setangkai purnama yang bercahaya
Dihari yang berpagi buta
Dihati orang-orang terkasihnya
Dia...
Yang selalu setia bertanya
Apa darinya yang sekarang beda
Apa yang telah dilakukan demi Agama-Nya
Tinta emas apa yang telah ditorehkan dalam setiap sketsa
Dan yang sering terlupakan oleh kita
Dia... adalah waktu yang tersisa buat kita
Sahabat Mutiara Hati yang diberi kesempatan emas oleh Allah untuk menapakkan masa asa di Tahun Baru 1432 H ini, saya ingin mengajak sahabat kembali memahami dan menyingkap misteri waktu, dengan harapan timbul dan tumbuh Semangat Baru pada diri kita. Pertama-tama, saya ingin mengingatkan sahabat bahwa persoalan tentang waktu telah menarik perhatian berbagai ahli dari berbagai kalangan; dari para ilmuwan hingga para pujangga. Waktu seakan-akan tidak ada habis-habisnya untuk dibicarakan dan dibahas, padahal membicarakan dan membahas tentang waktu itu membutuhkan dan memakan waktu itu sendiri, termasuk ketika saya menulis Mutiara ini dan tatkala sahabat membacanya. Apabila di momen Tahun Baru 1432 H kali ini saya kembali mengajak sahabat untuk membahas soal waktu, maka ini saya lakukan dalam konteks bagaimana seharusnya kita tidak menyia-nyiakan waktu, sebab ketika waktu telah disia-siakan, maka dia tidak akan pernah kembali, dan yang tersisa pada kita hanyalah penyesalan belaka.
Salah satu bentuk penyia-nyiaan waktu adalah menunda-nunda pekerjaan. Orang yang menunda-nunda pekerjaan menganggap bahwa dia masih memiliki cukup waktu untuk mengerjakan apa yang ditunda-tundanya itu. Dia merasa masih memiliki waktu, dan dia merasa bahwa dia masih bisa mengelola waktu.
Memang, ketika kita kemarin-kemarin itu telah sering menunda-nunda pekerjaan, ada banyak peluang dan kesempatan bagi kita untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah kita tunda-tunda tersebut. Dengan kata lain, ketika sebuah urusan itu ditunda, bisa jadi memang masih ada kesempatan dan peluang untuk mengerjakannya kemudian.
Hal yang harus kita renungkan, tidak semua peluang dan kesempatan itu selalu datang pada kita. Sudah banyak tangis dan air mata penyesalan yang ditumpahkan karena telah mengabaikan kesempatan dan peluang yang telah ada dan menganggap bahwa peluang dan kesempatan tersebut akan datang lagi. Jikalau kita termasuk orang yang suka menunda-nunda pekerjaan, percayalah bahwa kita tengah menggali lubang penyesalan buat kita sendiri.
Kita mungkin akan berkata, "Ah, yang saya tunda-tunda itu kan pekerjaan ringan. Nggak terlalu penting untuk dikerjakan segera?" Kita benar jikalau kita berkata begitu. Kita adalah seperti kebanyakan orang yang suka meremehkan pekerjaan-pekerjaan ringan, sederhana, atau sepele, sehingga menganggap pekerjaan itu tidak penting untuk segera dikerjakan. Jikalau kita demikian, kita juga tengah tidak menyadari bahwa tertundanya pekerjaan-pekerjaan yang berat, kompleks, dan musykil juga diawali dengan menunda pekerjaan ringan, sederhana, dan sepele. Barang siapa suka menyepelekan hal-hal remeh, maka suatu ketika dia akan menyepelekan pekerjaan yang tidak remeh.
Maka, tundalah urusan-urusan kita yang kita anggap kecil dan sepele, kita akan terdorong untuk menunda-nunda urusan yang besar dan tidak sepele. Lakukanlah hal ini jikalau kita ingin menyesal!
Sungguh, semua urusan itu berkaitan dengan waktu, dan memanfaatkan waktu yang ada adalah cara satu-satunya mengisi waktu dengan benar. Dengan tidak menyia-nyiakan waktu sedikit pun, berarti kita telah menggunakan waktu kita untuk menyelesaikan setiap urusan kita.
Sahabat, tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang untuk memulai hidup yang baik. Kita tidak perlu untuk menciptakan ulang kehidupan kita di waktu yang sudah lewat. Mulailah meskipun hanya dengan satu langkah, yang penting kita memulai, dan jangan ditunda untuk besok. Pergunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Belajarlah pada orang-orang yang telah menyia-nyiakan banyak waktu dalam hidupnya. Belajar pulalah pada orang-orang yang telah menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Jangan mengabaikan setiap urusan kita, walau urusan itu sangat sepele dan sederhana. Dan jangan pernah merasa masih ada waktu sehingga kita melewati waktu yang ada dengan percuma, apalagi dengan melakukan maksiat. Agar Semangat Baru semakin cepat bin pesat timbul dan tumbuh, adakalanya sahabat menyimak dan merenungkan SMS yang dikirim ke saya oleh seorang guru saya tadi pagi:
Teruslah bergerak, hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga KELESUAN itu LESU menemanimu.
Berhijrahlah dengan sebenar-benar hijrah.
Teruslah berlari, hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga KELESUAN itu LESU menemanimu.
Berhijrahlah dengan sebenar-benar hijrah.
-Semangat Tahun Baru 1432 H with Love-
Mutiara Hati
Mutiara Hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar