Tentang Cinta

Andai kata itu nyata
Kita mungkin tak bisa berkata
Karena hati yang terlalu bahagia
Gembira serasa hidup ini indah tiada tara

Ini bukanlah sekedar cerita
Karena ini adalah realita
Dan bukan pula hanya rasa
Melainkan hati yang berbicara


Kisah ini berawal dari seorang sahabat yg bercerita tentang kisah cintanya kepadaku. Matanya yang mengandung tanda tanya itu adalah duka dan luka. Wajahnya yang mengandung tanda seru itu adalah ceria dan bahagia. Aku bingung, lalu mencari-cari hendak mengetahui isi hatinya bagai rembulan hendak menduga lautan.

"Sahabatku, ada apa denganmu?" tanyaku

"kan kusingkapkan hidupku seluruhnya di muka matamu, sehingga tiada lagi yang tersembunyi atau tertahan, tiada lagi yang perlu dibahas, dan tiada lagi yang perlu diperjelas. Aku telah memilihmu, dan percaya padamu. Itulah sebabnya mengapa tak kau tahu aku." Jawabnya. Aku diam sejuta bahasa untuk mendengar apa yang akan keluar dari lisannya, seperti mendung menunggu hujan.
Jikalau hidupku hanya sebuah permata, akan dapat kupecahkan jadi seratus keping dan kurangkai jadi seutas rantai untuk kukalungkan di lehernya. Jikalau ia hanya sekuntum bunga, bundar dan kecil dan indah, akan dapat kupetik dari batangnya untuk kusematkan di rambutnya. Tapi ia adalah hati, sahabatku. Di manakah pantai dan dasarnya? Di manakah hulu dan hilirnya? Kau takkan pernah tahu batas-batas ini, selama kau belum jadi aku.

Jikalau Kehidupanku hanya sejenak kesenangan, ia akan mengembang jadi senyuman ringan, dan akan dapat kau lihat dan kau baca dalam sekejap. Jikalau ia semata-mata hanya kepedihan, ia akan mencerna menjadi air mata bening mengaca, membiaskan rahasianya yang terdalam tanpa kata. Tapi ia adalah cinta, sahabatku. Kesenangan dan kepedihannya tak terbatas, dan tak ada akhirnya kepapaan dan kemewahannya. Ia dekat padamu seperti hidupmu sendiri, tetapi kau tak pernah dapat mengetahuinya dengan benar-benar benar sebelum menjadi aku.

Yang kurasakan bukanlah nafsu, bukanlah asmara, dan bukanlah dia, melainkan yang kurasakan adalah cinta. Dan aku tidak cinta pada pandangan pertama, melainkan seketika, dan untuk selamanya.
"Sahabatku, sungguh yang mewarnaimu bukan lagi merah muda tetapi jingga". aku menanggapi dengan penuh kekaguman.
0 Responses

Posting Komentar

  • Berlangganan

    Sahabat yang ingin mutiara-mutiara ini langsung terkirim ke Email Sahabat, silahkan masukkan Email disini:

    Kacamata Dunia

    free counters