-Cerita-cerita Air Mata-
Ada yang bertanya,
Dari manakah datangnya duka?
Siapakah ibunya derita?
Dari apa air mata duka tercipta?
Tiba-tiba...
Ada tetesan-tetesan air mata
Yang membawa cerita
Tentang duka yang membuat suka lebih bermakna
Tentang derita yang jadi gurunya jiwa
Tentang air mata sebagai bahasanya cinta
Ke sanakah air mata cinta membawa semua manusia?
* * * * *
-Cahaya-cahaya Cinta-
Pagi itu berkunjunglah pangeran cahaya
Ia membawa lentera
Sekaligus berita
Tentang Cinta
Ada gerhana untuk semua
Ada surya yang menyinari semua
Ada rembulan yang mengintip semua
Ada pohon yang meneduhi semua
Ada rumput yang menghijaukan semua
Semua memang untuk semua
Bukankah itu yang membuatnya bernama Cinta?
Cinta dari Yang Maha Sempurna,
Allah Azza wa Jalla.
* * * * *
-Laba-laba cinta-
Ada laba-laba
Sedang membangun rumah cinta
Ia melukis dan mengukir makna
Melingkar-lingkar ia menyuarakan jiwa
Sambung menyambung merajut cinta
Berputar-putar ditemani jiwanya cinta
Ketika ditanya kenapa ia tidak bersuara
Ia hanya diam dalam sepi
Tidur dalam sunyi
Mimpi tentang kebahagiaan abadi
Di pusat lingkaran Yang Maha Suci
* * * * *
-Suara-suara Langit-
Ada yang menyebutnya dengan selimut bumi
Ada yang mengiranya sebagai batasnya sunyi
Ada yang menerkanya seperti sumbernya mimpi
Jarang ada yang bertanya,
Pernahkah langit bersuara?
Adakah telinga yang mendengar makna dari sana?
Kenapa bintang tergantung di sana?
Kenapa rembulan tidur pulas di sana?
Kenapa sang surya hanya tinggal di sana?
Hanya ada jawaban pasti
Dari Kalam Ilahi
Itulah Yang Maha Tinggi
* * * * *
-Puji bagi Sang Ilahi-
Di ufuk timur yang berseri
Engkau selalu menepati janji
Untuk senantiasa berbagi
Sekaligus melindungi
Tentang cahaya yang menyinari
Genta yang suci
Hidup yang penuh arti
Dan cinta yang Engkau beri
Bersama langit yang tinggi
Bersama laut yang rendah hati
Engkau taburkan sari-sari hati
* * * * *
-Wisata Makna-
Dengan membawa bunga
Sekaligus cinta
Ada yang berwisata
Ke nisan yang memendam makna
Kuburan memang tempat banyak nisan
Kuburan juga rumah badan di masa depan
Kuburan juga monumen cinta bagi yang menghargai kenangan
Tapi adakah yang pernah mendengar pesan,
Kalau kuburan adalah pintu untuk pulang?
Adakah yang pernah mendengar bisikan,
Bahwa jiwa selalu rindu untuk pulang?
* * * * *
-Melukis yang Manis-
Di pinggir perenungan duduk seorang pelukis
Melukis, melukis dan melukis
Ketika ditanya apa yang dilukis
Ia menyebut seorang gadis manis
Berjilbab dan berkerudung hijau muda
Tersenyum manis seperti bunga kamboja
Tatapannya menyerupai bulan purnama
Kelembutannya seperti danau tua
Ketika ditanya siapa namanya
Lisannya hanya diam percuma
Hatinya menyebut nama yang indah maknanya
...ROHMA...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar