Cinta Dalam perjalanan

Dipenghujung hari
di malam pemilik sunyi
Dari balik hati berharap
dengan sesungguhnya berharap
Tuhan kan turunkan hujan
di gersang taman jiwa letih
Begitu deras hingga hanyutkan semua perih

Inilah aku...
insan kecil yang kerap lakukan salah
insan kecil yang kerap tak mau mengalah
dan mungkin diri ini berlumur dosa yang melimpah

Setiap saat disetiap waktu, tanpa lelah dan bosan saya berdoa kepada Allah untuk memberikan saya seorang titisan bidadari surga. Tidak hanya meminta, saya juga menjelaskan kriteria belahan jiwa yang saya impikan. Saya menginginkan belahan jiwa yang suci, ideologis, jujur, lembut, sabar, cerdas, humoris, melankolis, penuh perhatian dan pengertian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan yang selama ini saya impikan tersebut secara fisik, meski ini bukan prioritas yang utama.



Sejalan dengan berlalunya waktu, ditengah-tengah proses menuju pernikahan, banyak hal yang telah saya alami, mulai dari yang negatif maupun positif. Suatu malam dalam renungan yang mendalam, dalam hati saya seakan-akan berkomunikasi dengan Allah,

"Hambaku, Aku tidak dapat memberikan apa yang kau pinta."
Saya bertanya, "Mengapa, yaa Allah?" dan Ia menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran, dan segala yang Aku lakukan adalah adil dan benar."
Aku bertanya lagi, "Yaa Ilahi, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dari-Mu?"
Allah menjawab, "Aku akan menjelaskannya kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagi-Ku untuk memenuhi permintaanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagi-Ku untuk memberikan seorang yang lembut kepadamu jika terkadang kau masih berlaku kasar, atau memberikan seseorang yang sabar tetapi engkau masih mudah marah, atau seseorang yang shalihah tetapi engkau masih suka berpaling dari-Ku...."

Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini, daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua menjadi satu. Pernikahan adalah seperti madrasah kehidupan, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan belahan jiwamu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerja sama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu dan dengannya engkau sempurna".

Disaat waktu berhenti, Kosong.
Dimensi membutakan mata,
Memekakkan telinga,
Lalu diri menjadi hampa.
Fatamorgana menodai jiwa,
Menyesakkan dada,
Lalu diri berlumur dosa.
Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka,
Sadarku akan hadir-Mu.
Mematahkan sendi-sendi yang biasanya tegak berdiri.
Astaghfirullah...

Sujudku...
Pun takkan memuaskan inginku
Tuk hanturkan taubat sedalam kalbu
Adapun sembah syukur dan taubatku pada-Mu
Untuk noda-noda yang menyiksa,
Untuk dosa-dosa yang mendera,
Dan perjalanan yang sejauh ini tertempa.
Alhamdulillah...
Pilihan dan kesempatan
Yang membuat hamba mengerti lebih baik tentang makna diri
Semua lebih berarti apabila dihayati.


#Teruntuk yang sudah menikah, yang baru saja menikah, yang akan menikah, dan yang sedang mencari. 
0 Responses

Posting Komentar

  • Sahabat

    Statistik

  • Berlangganan

    Sahabat yang ingin mutiara-mutiara ini langsung terkirim ke Email Sahabat, silahkan masukkan Email disini:

    Kacamata Dunia

    free counters