Masih (tetap) Menunggu...

Aku pernah takut menulis puisi
Tentang gambaran hati yang begitu bahagia
Atas syukur tiada tara karena kehadirannya

Aku pernah enggan menulis perasaanku
Tentang rasa yang berbeda dari sebelumnya
Yang datang tiba-tiba, buatku seolah menari riang di taman Surga

Aku pernah ragu menulis pikiranku
Tentang bayang yang melekat di benak
Selalu.... meski tak sepenuh waktu

Setiap bait puisi menari-nari dalam diamku
Kunikmati untaian kata dengan senyum terindah
Lalu memanggil angin tuk membawanya terbang bahagia di udara

Setiap rasa beda yang menyatu dalam tiap irama jiwa
Menggelitik hari-hari penuh tawa dan asa
Kupinta keheningan menyimpannya
Lalu ia menyimpannya dengan senang hati dan begitu hati-hati

Ketika bayang itu mengiringi di tiap aktifitasku
Biarkan waktu melukis dengan lukisan terindahnya
Lalu dengan semangat sang waktu melukisnya

Karena sang angin, hening dan waktu lebih memahami segala tentangku
dan kupercaya tuk menjaga rahasiaku

Mengapa?
karena ia belum menjadi milikku...
Karena Ia belum menjadi Qowwamku...
Karena rahasia waktu yang tak dapat di tebak
Karena misteri takdir yang dapat di lacak
Karena aku... masih dan kan tetap menunggu...

Dia...
Yang tiba-tiba hadir dalam hidupku
Membawa keluarga tercintanya ke Istanaku
Mengucap janji terangkai indah tanpa semu
Memberi sebuah penantian indah di sisa waktuku

Yaa Allah...
Teguhkan hati kami...
beri kami kekuatan atas segala ujian dan tantangan yang kan kami hadapi...
Teguhkan Azzam kami...
Untuk memenuhi sunnah Rasul-Mu...
Menggenapkan Dien-Mu...
Serta... demi tertunduknya pandangan ini...
Demi perjuangan dakwah ini...
dan Demi kemuliaan Dien ini...

Yaa Allah...
Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu
dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu
Serta cinta yang dapat mendekatkan aku kepada cinta-Mu.
Apa yang Engkau anugerahkan kepadaku dari apa-apa yang aku cintai,
Maka jadikanlah ia sebagai kekuatan bagiku tentang apa yang Engkau cintai,
Dan apa-apa yang Engkau singkirkan dariku dari apa-apa yang aku cintai,
Maka jadikanlah ia kekosongan bagiku tentang apa yang Engkau cintai.

Yaa Allah...
Jadikanlah cintaku kepada-Mu lebih aku cintai daripada diriku,
keluargaku dan air yang sejuk/dingin (harta).
Amiin... Yaa mujibas sa'iliin...
0 Responses

Posting Komentar

  • Berlangganan

    Sahabat yang ingin mutiara-mutiara ini langsung terkirim ke Email Sahabat, silahkan masukkan Email disini:

    Kacamata Dunia

    free counters