Cinta dan hanya cinta yang bisa saya sampaikan,…
Cinta dan hanya cinta yang bisa saya sebarkan,…
Cinta dan hanya cinta yang bisa saya berikan,…
Cinta dan hanya cinta yang bisa saya ajarkan,…
Cinta dan hanya cinta yang bisa saya sebarkan,…
Cinta dan hanya cinta yang bisa saya berikan,…
Cinta dan hanya cinta yang bisa saya ajarkan,…
Karena, cinta dan hanya cintalah yang kita butuhkan. Cinta dari Allah, oleh Allah, untuk Allah, dan karena Allah. Tidak mungkin (atau bahkan sangat mustahil) Allah merahmati manusia yang Dia benci, rahmat Allah hanya untuk mereka yang mencintai dan dicintai-Nya.
Cinta dan hanya Cinta...
Cinta adalah satu tema sentral dalam khazanah kehidupan dan sejarah peradaban umat manusia. Ia telah menjadi salah satu instrumen epistemik yang paling banyak dibicarakan, ditulis, didiskusikan, disyairkan, dinovelkan, didramakan, dan difilmkan.
Cinta dan hanya Cinta…
Bila ditumbuhkan dalam ruang libido, lahirlah freudisme(cinta birahi); dalam ruang emosi, lahirlah egosentrisme(cinta ragawi); dalam ruang akal, lahirlah egoisme(cinta diri/kepongahan atau narsisme); dalam ruang ambisi, lahirlah materialisme(cinta duniawi). Namun, semua tipologi cinta itu hanya bersifat majazi (aforistis atau metaforis). Tak ada dan tak akan pernah ada kesejatian dan kesadaran hakiki yang menyertainya, kecuali sebentuk pseudo-kesadaran belaka yang akan menggiring pada jurang gelap fatalisme, absurdisme, atheisme, kapitalisme-liberalisme, sosialisme, nihilisme, dan individulisme radikal.
Akan tetapi, bilamana cinta tumbuh dalam ruang Kalbu, lahirlah sufisme(cinta ilahi). Cinta hakiki hanya terpaut dengan Yang Hakiki; Dialah Yang Maha Cinta, Allah ‘Azza wa Jalla. Allah adalah sumber, poros, sekaligus cinta dan kebahagiaan abadi. Dia adalah totalitas, unitas, dan absolutitas cinta yang tidak menyisakan ruang sekecil pun bagi ambiguitas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar